Sekilas, ini terdengar adil. Tuan tanah yang selama ini menguasai ratusan hektare akan dilucuti. Petani miskin senang karena tidak lagi menyewa tanah.
Namun, sejarah berkata lain. Di Uni Soviet pada 1930-an, kolektivisasi memicu kelaparan hebat. Di Tiongkok pada masa Great Leap Forward (1958--1962), puluhan juta orang meninggal karena produksi pangan anjlok. Mengapa? Karena semangat kerja menurun. Bayangkan, kalau hasil panen tetap diserahkan ke negara, apa motivasi petani untuk kerja keras?
Jika Indonesia menempuh jalan yang sama, lumbung padi bisa kosong, sementara rakyat dipaksa tetap menyerahkan hasil panen kepada negara. Krisis pangan hampir pasti menghantui.
Industri, Rencana Lima Tahun vs Perut Rakyat
Negara komunis biasanya punya satu resep wajib, Rencana Lima Tahunan. Semua target produksi ditentukan negara. Prioritas utama biasanya bukan sembako atau kebutuhan sehari-hari, melainkan industri berat, baja, semen, persenjataan.
Pemerintah mungkin akan membangun pabrik baja megah di Cilegon, membanggakan produksi traktor, atau memamerkan pesawat tempur buatan dalam negeri. Tapi di sisi lain, harga beras bisa melambung karena kurang perhatian.
Ini bukan asumsi kosong. Di Uni Soviet, rakyat sering antre panjang untuk roti, sementara pemerintah sibuk mengirim satelit ke luar angkasa. Di Korea Utara, rakyat lapar meski negara membanggakan misil balistik.
Di Indonesia versi PKI, mungkin saja rakyat bangga karena punya "pabrik revolusi", tapi perut tetap keroncongan.
Pendidikan dan Kesehatan, Gratis, Tapi...
Salah satu janji manis komunisme adalah layanan sosial gratis. Pendidikan dan kesehatan akan diurus negara. Sekolah mungkin akan dibangun di desa-desa terpencil. Klinik sederhana berdiri di pinggir kampung.
Sekilas, ini kabar baik. Anak-anak desa bisa sekolah tanpa bayar. Orang sakit tidak takut datang ke dokter.
Namun, masalahnya lagi-lagi soal kualitas. Sekolah tanpa buku, guru tanpa gaji layak, klinik tanpa obat, apa artinya? Gratis, ya, tapi seadanya. Bahkan di Kuba yang terkenal dengan sistem kesehatannya, rakyat sering kekurangan obat dasar.
Hidup Sehari-hari, Negara Ada di Mana-Mana
Sekarang mari kita intip kehidupan sehari-hari rakyat jika PKI menang.