Jadikan Zona Bebas Konflik. Untuk sementara, simpan dulu topik-topik sensitif yang berpotensi memicu perdebatan panas seperti politik atau masalah pelik lainnya, terutama jika suasananya sedang tidak tepat. Tujuannya adalah membangun koneksi, bukan memenangkan argumen.
Satu Mulut, Dua Telinga. Ini adalah aturan emas. Jadilah pendengar yang baik. Berikan kesempatan pada semua orang untuk berbicara tanpa diinterupsi. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik dengan apa yang mereka katakan, bukan hanya menunggu giliran untuk berbicara.
Hargai Makanan, Hargai Pembicaraan. Etika dasar seperti tidak berbicara dengan mulut penuh makanan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan kepada momen kebersamaan itu sendiri.
Kenangan yang Terlahir di Antara Suapan
Pada akhirnya, meja makan adalah saksi bisu. Ia menyaksikan anak-anak tumbuh dari balita yang belepotan makanan hingga menjadi remaja yang penuh cerita. Ia merekam setiap tawa, setiap nasihat bijak, dan bahkan setiap air mata yang mungkin pernah tumpah di atasnya.
Ciptakanlah kenangan di sana. Hidupkan kembali panggung itu. Singkirkan gawai sejenak, tatap mata orang-orang terkasih di sekeliling Anda, dan mulailah dengan pertanyaan paling sederhana.
Karena puluhan tahun dari sekarang, mungkin bukan rasa opor ayam atau rendang yang akan paling kita ingat. Tapi kita akan selalu ingat hangatnya tawa, dalamnya cerita, dan perasaan dicintai tanpa syarat yang lahir di antara suapan-suapan di meja makan keluarga kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI