Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Masifnya Bank Digital, Bukan Tren, Tapi Revolusi!

30 April 2025   14:52 Diperbarui: 30 April 2025   14:52 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masifnya Bank Digital, Bukan Tren, Tapi Revolusi! | Muamalah News

Memang agak repot di awal untuk verifikasi dan setting, tapi setelah itu semua berjalan mulus. UI/UX-nya intuitif, dan tidak pernah ada antrian. Pengalaman ini sangat berbeda dengan bank konvensional yang, mohon maaf, kadang menguras kesabaran.

Tantangan

Namun, tidak semua mulus. Ada beberapa hal yang masih mengganjal,

Keamanan Data

Dengan kemudahan, datang juga kekhawatiran. Saya pribadi masih was-was soal kebocoran data. Beberapa bank digital belum transparan soal sistem keamanan mereka. Bayangkan jika satu aplikasi diretas, semua informasi keuangan kita bisa bocor.

Ketergantungan Internet

Bank digital tidak bisa lepas dari koneksi internet. Saat sinyal hilang atau server error, kita bisa panik. Hal ini belum tentu terjadi pada ATM atau transaksi tunai.

Literasi Digital & Inklusi

Generasi tua dan masyarakat di pedesaan masih kesulitan mengakses layanan ini. Tak semua punya smartphone canggih. Apalagi mengerti OTP, KYC, atau scan QRIS. Bank digital belum sepenuhnya inklusif.

Didukung Teknologi Canggih dan Regulasi Negara

Bank digital berkembang pesat bukan hanya karena inovasi dari startup atau BUMN digital, tapi juga karena dukungan negara. Bank Indonesia sedang mengembangkan Rupiah Digital, yang akan menjadi alat pembayaran sah berbasis blockchain. Teknologi AI juga mulai digunakan untuk deteksi penipuan, personalisasi penawaran, hingga chatbot layanan nasabah.

Dengan peraturan yang lebih akomodatif dari OJK dan BI, ekosistem ini makin subur.

Saya tidak ingat kapan terakhir kali menarik uang tunai. Bahkan ketika belanja di warung atau naik ojol, saya lebih sering scan QRIS daripada bayar cash. Kalau tren ini terus berlanjut, bisa jadi lima tahun ke depan kita tidak lagi butuh dompet fisik. Semua ada di cloud. Di satu aplikasi bank digital.

Bayangkan, satu aplikasi bisa,

  • Simpan uang.
  • Bayar semua tagihan.
  • Investasi.
  • Beli emas.
  • Donasi.
  • Buka rekening baru dalam 5 menit.

Bank digital bukan cuma menjanjikan efisiensi. Mereka sedang membentuk cara baru dalam memandang uang.

Bank Digital Bukan Untuk Semua, Tapi Harus Bisa Diakses Semua!

Sebagai seseorang yang aktif menggunakan layanan digital, saya merasa sangat terbantu. Tapi saya juga sadar, tidak semua orang seberuntung saya. Literasi digital masih rendah. Banyak orang tua masih bergantung pada ATM dan teller bank fisik. Sementara sebagian masyarakat di daerah terpencil belum punya jaringan internet stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun