Love - "Menikah sekarang? Serius... in this economy?"
Kalimat seperti itu sering banget muncul di media sosial. Mulai dari yang serius, sarkas, sampai meme yang bikin ngakak sambil mikir, "Iya juga, ya..."
Di tengah harga barang yang makin melambung, biaya hidup yang nggak masuk akal, gaji yang stagnan, dan cita-cita hidup mapan yang makin absurd, keputusan buat menikah bukan cuma soal cinta. Tapi juga soal logika, hitung-hitungan, dan strategi bertahan hidup.
Jadi, pertanyaannya sederhana tapi rumit, Apakah menikah di masa ekonomi sulit ini adalah solusi, atau justru tambahan masalah baru?
Menikah di tengah ekonomi sulit bukan solusi instan. Dibutuhkan kesiapan mental, finansial, dan komunikasi agar pernikahan berjalan stabil. - Tiyarman Gulo
Fenomena "In This Economy", Semua Dilihat dari Kacamata Uang
Istilah "in this economy" nggak cuma jadi tren sesaat. Ini adalah ekspresi yang menggambarkan betapa banyak orang mulai melihat segala hal dari sisi finansial. Punya anak? Mahal. Mau kuliah lagi? Biaya semester nggak kira-kira. Beli rumah? Down payment-nya aja kayak ngimpi.
Jadilah banyak keputusan besar dalam hidup, termasuk menikah, yang dulunya dianggap sebagai langkah alamiah dan sakral, kini jadi bahan diskusi ekonomi.
"Menikah itu ibarat bikin start-up berdua," kata seorang teman. "Modalnya cinta, tapi tetap butuh dana operasional."
Menikah: Solusi Ekonomi atau Beban Tambahan?
Di satu sisi, ada yang berpikir :
"Kalau dua kepala kerja bareng, bukankah lebih ringan bebannya?"
Dan ini valid. Dengan konsep joint income, dua penghasilan bisa bikin roda kehidupan rumah tangga lebih lancar. Saling backup, saling dukung.
Tapi... kenyataannya nggak selalu seindah itu. Biaya menikah itu besar. Biaya setelah menikah bisa lebih besar lagi. Dan kalau pasangan belum satu visi soal uang, bisa jadi malah lebih ribet.
Contohnya?
- Tagihan listrik dan air naik dua kali lipat.
- Cicilan rumah, kredit kendaraan, biaya makan, semua jadi tanggungan bersama.
- Belum lagi kalau langsung punya anak, biayanya bisa membengkak drastis.
Perspektif yang Belum Menikah: Ekonomi Jadi Penghalang?
Banyak dari kita yang menunda menikah bukan karena nggak pengen, tapi karena "belum siap" secara ekonomi. Pertanyaan-pertanyaan seperti :
- "Kalau nanti nikah, gimana kalau pasanganku belum punya kerja?"
- "Bisa nggak ya beli rumah dalam 5 tahun?"
- "Gimana kalau nanti anak-anak kami butuh sekolah mahal?"