Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rekomendasi Anime (Donghua) 'To Be Hero X'

7 April 2025   23:37 Diperbarui: 7 April 2025   22:50 2691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film - Kenapa beberapa tokoh bisa tiba-tiba dielu-elukan sebagai "pahlawan" padahal kita tahu sendiri kelakuannya enggak banget? Di zaman sekarang, citra kadang lebih penting dari aksi nyata. To Be Hero X, donghua (animasi Tiongkok) terbaru garapan Li Haolin, menggambarkan hal ini dengan cara yang mind-blowing.

Serial ini resmi tayang perdana di Crunchyroll pada 5 April 2025 dan langsung bikin heboh. Bukan cuma karena visualnya yang kece abis, tapi juga karena idenya yang unik dan penuh sindiran sosial.

To Be Hero X mengeksplorasi dunia di mana kekuatan superhero berasal dari kepercayaan publik, menyuguhkan kritik sosial tajam dalam balutan animasi epik. - Tiyarman Gulo

Apa Itu To Be Hero X?

To Be Hero X adalah kisah tentang dunia di mana para pahlawan mendapatkan kekuatan bukan dari eksperimen, alien, atau genetik, tapi dari... kepercayaan publik.

Semakin banyak orang percaya pada seorang pahlawan, semakin besar kekuatannya. Sistem ini bahkan punya semacam ranking yang menentukan siapa pahlawan nomor satu. Gelar tertinggi disebut "X", dan semua orang ingin menjadi dia.

Di tengah sistem yang absurd tapi realistis ini, muncullah Lin Ling, seorang pria biasa yang tiba-tiba mendapat identitas baru sebagai pahlawan terkenal bernama "Nice."

Dunia yang Berputar di Atas "Persepsi"

Yang bikin dunia To Be Hero X menarik adalah konsep kepercayaan sebagai bahan bakar kekuatan. Ini bukan cuma fiksi, tapi cerminan nyata zaman sekarang. Dalam dunia medsos, opini publik bisa mengangkat atau menjatuhkan seseorang dalam sekejap.

Para pahlawan di serial ini nggak cuma bertarung lawan monster atau penjahat, tapi juga harus menjaga "branding" mereka. Feed sosial, komentar netizen, dan tayangan live mereka lebih penting daripada latihan fisik.

Lin Ling, Si Biasa yang Jadi Luar Biasa

Lin Ling, tokoh utama, bukan orang spesial. Dia cuma marketing assistant biasa. Tapi gara-gara satu kejadian tak terduga, dia ditunjuk menjadi pengganti "Nice," pahlawan yang sangat dicintai publik.

Bayangkan tekanan jadi seseorang yang harus berpura-pura jadi sosok ideal, padahal itu bukan kamu. Lin Ling harus terus tampil sebagai "Nice" sambil menyembunyikan identitas aslinya.

Ini bukan cuma soal menyelamatkan dunia, tapi juga soal menjaga kebohongan hidup-hidup. Dan dari sinilah krisis identitas dan konflik batin dimulai.

Visual

Satu hal yang langsung menarik perhatian adalah gaya animasinya. To Be Hero X memadukan 2D dan 3D animation secara mulus banget, sampai-sampai banyak yang menyandingkannya dengan visual "Arcane."

Transisi antar adegan dinamis, koreografi pertarungannya energik, dan tiap karakter punya gestur dan mimik yang hidup. Ini bukan donghua biasa, ini sudah level sinematik.

Tema Besar: Kepercayaan, Identitas, dan Kepalsuan

To Be Hero X menyuguhkan refleksi mendalam tentang masyarakat modern. Apa artinya jadi pahlawan? Apakah itu soal keberanian dan kebaikan hati, atau sekadar tampil keren dan viral?

Dalam dunia serial ini, pahlawan bisa diciptakan lewat opini, bukan aksi. Kita diajak berpikir, Kalau semua orang percaya kamu baik, padahal kamu tidak, apakah kamu tetap orang baik?

Lin Ling menjalani dilema ini tiap hari. Dia bukan "Nice", tapi dia harus menjadi "Nice". Publik percaya padanya, dan itu membuatnya kuat. Tapi... apakah kekuatan itu layak ia miliki?

Pahlawan?

Para pahlawan dalam serial ini pada dasarnya selebriti. Mereka lebih sibuk mengelola citra publik ketimbang melatih kemampuan tempur. Beberapa bahkan terobsesi dengan followers, bukan pertarungan.

Konsep ini bikin kita mikir, apakah media sosial juga menciptakan "pahlawan semu" di dunia nyata? Banyak tokoh atau influencer yang disanjung tinggi, padahal aslinya penuh kepalsuan.

To Be Hero X seolah bertanya ke kita semua, Kalau dunia hanya percaya pada ilusi, siapa yang akan memperjuangkan kebenaran?

Kritik

Walau dibalut genre superhero dan animasi penuh aksi, serial ini menyindir budaya masyarakat yang gampang percaya pada kemasan. Yang penting tampak meyakinkan, urusan benar atau tidak bisa belakangan.

Hal ini sangat relevan dengan zaman sekarang, di mana informasi bisa dibentuk, citra bisa direkayasa, dan kepercayaan publik bisa dijadikan alat kekuasaan.

Catatan dari Episode Pertama

Episode pertama berjudul "Nice" langsung membombardir penonton dengan pace cepat. Plot berjalan gesit, karakter langsung dilempar ke konflik utama, dan kita dipaksa menyerap banyak informasi dalam waktu singkat.

Ada yang merasa ini bikin bingung. Tapi buat banyak penonton, justru ini bikin penasaran dan nggak sabar nonton lanjutannya.

Toh, semua benang merah mulai terungkap pelan-pelan. Dan Lin Ling berhasil bikin kita peduli, meski dia sendiri belum tahu harus percaya pada dirinya atau tidak.

Akankah Donghua Ini Jadi Ikonik?

To Be Hero X punya potensi besar buat jadi ikon donghua baru. Selain animasi berkualitas, cerita yang ditawarkan jauh dari klise.

Alih-alih heroik yang hitam putih, serial ini hadirkan abu-abu kehidupan, di mana kebenaran bisa jadi permainan citra. Dan pertarungan terbesar bukan lawan monster, tapi lawan keinginan publik yang bisa berubah secepat trending topic.

Jika cerita dan karakter terus dikembangkan, To Be Hero X bisa sejajar dengan donghua top seperti "Link Click", atau bahkan melebihi ekspektasi.

Bukan Sekadar Superhero Show

To Be Hero X bukan cuma soal pahlawan dan aksi keren. Ini tentang dunia yang kita kenal hari ini, di mana kepercayaan bisa jadi senjata, tapi juga jebakan.

Li Haolin dan tim kreatifnya berhasil menyuguhkan karya yang cerdas, menyentuh, dan menghibur. Dan yang paling penting, mereka bikin kita merenung, Apakah yang kita percaya itu benar? Atau cuma apa yang ingin kita percaya?

Penutup

Kalau kamu suka cerita yang beda, berani, dan bermakna, To Be Hero X wajib masuk daftar tontonanmu. Ini bukan sekadar donghua. Ini cermin. Dan kadang, pantulan dari cermin bisa lebih menyeramkan dari monster manapun.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun