Hari ini, Minggu (31/8/2025), sudah tujuh hari rangkaian demonstrasi di berbagai penjuru negeri terjadi. Sayangnya, tujuh hari yang diawali dari demo di DPR pada Senin (25/8/2025) menjadi saksi betapa kemarahan rakyat terus terakumulasi dan bereskalasi.Â
Misalnya pada Kamis malam (28/8/2025), seorang pengemudi ojek daring berusia 21 tahun--seusia dengan anak pertama saya--Affan Kurniawan gugur karena dilindas oleh kendaraan strategis (rantis) berisikan 7 anggota brigadir mobil (Brimob) kepolisian.Â
Peristiwa yang terekam kamera dan viral serta trending hingga ke seantero dunia bak bensin yang menyiram api rakyat yang sedang berdemonstrasi.Â
Akibatnya, demonstrasi meluas di mana-mana, mengakibatkan kerusakan banyak fasilitas umum, menelan korban nyawa, dan lain sebagainya.
Kita tentu tidak mau kejadian mencekam seperti Reformasi 1998 terulang kembali. Langkah-langkah mitigasi harus cepat dilakukan.Â
Saya memang bukan siapa-siapa tapi saya setidaknya ingin urun rembuk memberikan beberapa langkah yang bisa dilakukan negara untuk meredakan keadaan sehingga situasi tidak berkembang lebih jauh ke arah yang lebih buruk.
Dari segi DPR
1. DPR harus segera memproses produk legislasi yang dituntut oleh rakyat. Salah satunya adalah RUU Perampasan Aset. Jika produk legislasi seperti UU Danantara saja bisa cepat disahkan, harusnya RUU Perampasan Aset juga bisa.
2. DPR harus segera memproses laporan masyarakat kepada Majelis Kehormatan Dewan (MKD) terkait para legislator yang beberapa pernyataan maupun perilaku mereka telah melukai hati masyarakat dan ikut berkontribusi pada terjadinya aksi demonstrasi yang meluas di negeri ini.
3. DPR bersama-sama pemerintah harus segera merapatkan dan mendiskusikan pemangkasan tunjangan anggota dewan, suatu isu yang juga menjadi perhatian utama para demonstran.