Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Silahkan Berikan Judul

4 Januari 2021   21:12 Diperbarui: 4 Januari 2021   21:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ya Allah,
Keragu - raguanku telah buat
Aku mampus dipenghujung titik kata
Degub - degup jantung yang Kau hadiahkan padaku,
Telah aku aliri doa doa neraka

Ya Allah,
Kubayangkan diriku pergi waktu itu,
Tak bercelana tak berkepala
Menyelam dalam sumur abu
Dan Engkau berteriak :
Kembalilah Nak!

Ya Allah,
Kubayangkan diriku lari waktu itu,
Tak melihat tak bertuhan
Mencoba mengeringkan laut dengan gayung
Dan Engkau berteriak :
Kembalilah Nak!

Kemudian kubayangkan aku Bermandikan lumpur, Ya Allah...
Sinting, kujambaki rambut - rambutku
Kuhancurkan pagar satu persatu
Tetapi
Begitupun,

aku tetap tega menenggelamkan jantungku
Pada nanah yang mendidih ;
Yang kuminum
Yang kurampas
Yang kukeluhkan
Yang kutertawakan
Yang kusadari
Dan Yang telah aku duakan!

Lalu dengan gemetar,
Kubayangkan dirimu 'kan berkata :
Pulanglah Nak...

Pulanglah...

Allah!
Allah!
Allah!!!!!

2]
Memang,
Setiap takut selalu punya jawaban
"Ah, ada yang lebih pendosa dibandingkan aku."

Namun pantaskah kita menoleh jendela dan lupa cermin di depan mata?

Bukankah kuburan adalah pintu satu orang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun