Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Berikan Pujian Kepada Anak!

7 Maret 2024   16:30 Diperbarui: 7 Maret 2024   16:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Taryn Elliott: pexels.com

Nah, loh kok judul artikelnya melarang memberikan pujian kepada anak?
Orangtua seharusnya memberikan pujian kepada anak jika berperilaku sesuai dengan harapan. Mengapa dilarang?


Pujian atau apresiasi "good job, you doing great" dan lain sebagainya boleh saja diberikan asalkan diikuti dengan beberapa persyaratan.
Pujian yang anak dapatkan dari lingkungan meninggalkan kesan tersendiri baginya. Namun, seiring berjalannya waktu anak akan mampu berpikir "memang apa yang sudah saya lakukan sehingga layak mendapatkan pujian?" atau "hal seperti apa yang harus saya lakukan agar diapresiasi orang lain?".


Tujuan orangtua memberikan pujian kepada anak perlu diidentifikasi kembali. Apakah memang bermakna atau hanya sekedar rutinitas saja. Tentu akan menjadi masalah apabila hanya sekedar menjadi rutinitas yang tidak memiliki makna, baik kepada anak maupun orangtua.


Tujuan memberikan pujian hendaknya untuk menghargai usaha anak mengerjakan sesuatu. Tidak hanya sekedar agar anak mengulangi perilaku yang sama tanpa ia menyadari maksud dari aksinya tersebut.


Apabila anak tidak memiliki kesadaran pengetahuan akan perilaku yang diharapkan, maka pujian yang diberikan tidak ada efeknya.
Oleh karena itu, sebagai orangtua perlu untuk memahami maksud dan tujuan dari perilaku anak. Misalnya, anak menumpahkan susu di lantai sehingga ia mengelap lantai hingga bersih.


Memberikan pujian perlu juga diikuti dengan menjelaskan perilaku anak. "Terima kasih ya sudah mengelap lantai hingga bersih". Contoh lain, anak menyiapkan sendiri keperluan sekolahnya pada malam hari. Orangtua dapat berkata "terima kasih atas kesadaranmu menyiapkan perlengkapan sekolah malam ini. Apakah tidak ada yang terlewat?'.


Menjelaskan perilaku anak lebih jauh dapat membantu perkembangan proses kognitifnya terhadap konsep kausalitas. Dengan menyatakan perilaku positif anak, akan pula berdampak pada terbentuknya kemandirian dan tumbuhnya rasa tanggungjawab diri.

Jika anak anda berkata dengan bangga "hari ini aku dapat nilai bagus di sekolah Ma, Pa". Maka, anda dapat memberikan pertanyaan yang merujuk pada refleksi diri seperti; bagaimana persiapanmu menjelang ulangan?, apakah ada kesulitan?, materi apa yang paling kau senangi? dan lain sebagainya.


Akhirnya, anak tidak hanya belajar untuk mendapatkan pujian. Melainkan mereka memiliki kesadaran akan kualitas dalam dirinya yang layak mendapatkan apresiasi dari lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun