Simbol merupakan suatu alat untuk menyampaikan gagasan melalui kata-kata yang puisi.  Kata-kata puisi yang memiliki sifat bahasanya konotatif dapat dibangun dari perlambangan atau penyimbolan yang berhasil oleh penyair. Simbol yang digunakan penyair harus memiliki titik fokus sehingga pembaca dapat dengan mudah mengerti makna yang tersirat dari simbol yang dituliskan. Sajak yang simbolnya gagal seakan-akan menjadi sajak yang rumit saja namun pesan imajinasi tidak sampai kepada pembaca. Cara mengfokuskan simbol adalah mencari sudut pandang  yang tepat dan konsisten dalam sebuah sajak karangan penulis.
Membaca puisi tidak hanya untuk membaca isinya saja melainkan membaca isi pemikiran penyairnya. Â Bagaimana cara penyair memandang sesuatu sehingga menjadi puisi. Jika kita tidak dapat membaca seluruh ilmunya seorang penyair, Â kita dapat membaca karyanya dari esai kritik sastra.
Berikut ini merupakan salah satu puisi WS Rendra yang menurut saya mengandung simbol.
WS Rendra
Dua Burung
Adalah dua burung
bersama membuat sarang
Kami berdua serupa burung
terbang tanpa sarang
Sagan, Â 1958
Puisi di atas mengandung simbol berjenis Natural Symbols yang merupakan penggunaan simbol menggunakan lambang dari gambaran alam sekitar kita. Puisi "Dua Burung" merupakan puisi yang menyimbolkan sepasang manusia atau manusia secara keseluruhan seperti sepasang burung.
Bait pertama:
Adalah dua burung
bersama membuat sarang
Dapat diartikan menjadi sepasang manusia atau seluruh umat manusia, pasti memiliki naluri untuk bekerja atau berusaha. Â Membuat sesuatu yang ia butuhkan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan "keduniawian".
Bait kedua:
Kami berdua serupa burung
terbang tanpa sarang
Dapat diartikan sebagai perumpamaan atau metafora yang mempertegas bait pertama dengan adanya kosakata "kami". Â Kami dalam bait tersebut dapat diartikan sepasang manusia atau umat manusia dalam arti luas yang diibaratkan seperti dua burung yang telah dijelaskan dalam bait pertama (bekerja keras untuk mencapai sesuatu untuk kebahagiaan atau keduniawian). Kemudian dijelaskan dan dipertegas dalam bait ini menerangkan bahwa kedua burung "terbang tanpa sarang" yang dapat diartikan sebagai suatu kepergian, Â atau kebebasan, Â dan atau kematian, yang tidak akan membawa apapun hasil kerja keras yang diperoleh di dalam kebahagian keduniawian.
Tulisan ini merupakan interprestasi saya mengenai makna simbol sajak Dua Burung dari sisi Religius Penyair WS Rendra akan kepekaan beliau dalam menuliskan kesadaran akan kematian atau sifat sementara keduniawian dengan cara tersembunyi dan romantis melalui simbol "Dua Burung".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H