"Ri...sampai kapanpun kamu adalah saudari terkasihku.."
Riri menatapku dibalik uraian air matanya
"Raaaaaa..."Â
Parau panggilannya diantara isak tangisnya
Kuraih tumpukan sisa undangan pernikahanku
"selesaikan penyebaran undangan, tetap langsungkan pernikahan"Â
Ucapanku membuat mas Har dan Riri bersamaan menatapku lekat lekat
"Ri wajah dan postur tubuh kita sama persis tak kan ada yang menyadari saat nanti kamu yang berdiri di pelaminan sebagai pengantinnya mas Har "
"dik Rara..."Â
nada suara mas Har terdengar sangat gusar, mas Har hanya mencintaiku kegusaran itu jelas terlihat dari suaranya
"bulan depan kandungan Riri genap 4 bulan dan perutnya akan semakin terlihat membesar, menikahlah dengan Riri ibu dari anakmu"