Mohon tunggu...
Tia Fitriani
Tia Fitriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Serba serbi

Aku hanyalah sebutir pasir dihamparan padang pasir nan luas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langitku Tak Lagi Biru

11 Juni 2020   23:50 Diperbarui: 11 Juni 2020   23:49 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah kutujukan pada siapa kata kata yang keluar dari belahan bibirku ini terdengar bergetar dengan nada getir yang pekat bulir bening lelehan air mataku hanya membuat pandanganku kabur rasanya aku sudah kehabisan air mataku

"dik Rara...." 

Suara mas Har seakan membangunkanku dari mimpi panjang yang teramat melelahkan bagiku

Kuberanikan kutatap keduanya, dua manusia yang amat kusayangi... dua dua nya aku cintai tanpa Riri aku tak mungkin bisa melalui masa masa sulitku sepeninggal ayah

Tanpa mas Har gak mungkin aku sempat merasa begitu hidup, keheninganku kian terasa berwarna, langitku selalu terlihat membiru karena kehadiran mas Har menebarkan benih harapan juga dihatiku

Betapapun perihnya rasa dukaku, namun lukaku akan semakin dalam jika aku harus kehilangan salah satunya, bagiku mas Har dan Riri bak sekeping mata uang yang harus selalu aku genggam dan tak kan aku lepaskan


Bulan depan saat waktu pernikahanku berlangsung, janin dalam tubuh Riri telah berusia 120 hari saat dimana ruh mulai ditiupkan dan jabang bayi itu sudah menjadi makhluk hidup 

Dan selama 3 bulan ini Riri menyembunyikan kehamilannya tidak saja padaku tapi juga pada mas Har betapa tersiksanya Riri dengan kehamilannya selama ini sementara aku dan mas Har bersuka cita jelang masa pernikahan kami

Aaah....napasku terasa semakin sesak, rasa sayang ku pada Riri begitu besar begitu juga dengan rasa cintaku pada mas Har

"mas Har aku sudah maaf kan khilaf mu"

Kulihat mas Har menghela napas lega, walau kabut rasa bersalah masih menyelimuti wajah tenangnya yang selama ini menemaniku dalam setiap helaan napasku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun