Mohon tunggu...
Tia Fitriani
Tia Fitriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Serba serbi

Aku hanyalah sebutir pasir dihamparan padang pasir nan luas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langitku Tak Lagi Biru

11 Juni 2020   23:50 Diperbarui: 11 Juni 2020   23:49 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mas Har adalah salah satu narasumber yang pernah kami undang dalam acara RIRA Reality Show sebagai pengusaha milineal yang memilih membuka usaha secara online dan membuka seluas luasnya kesempatan kerja bagi para kaula muda yang putus sekolah dan mas Har menerapkan konsep berbagi yang luar biasa tanpa berharapkan balas jasa.

Perusahaan online miliknya berkembang pesat merambah setiap pelosok negeri menjadi penerang bagi mereka yang terjebak dalam masa depan suram menjawab butiran harapan untuk meraih kehidupan yang jauh lebih baik meski dalam keadaan apa adanya. 

Mas Har di mataku adalah pahlawan bagi berjuta anak anak putus sekolah anak anak jalanan yang akhirnya mau bergabung belajar dan berusaha bersama mencipta karya nyata 

Sejak pertemuan pertama kami, mas Har memang lebih sering menggodaku mungkin karena memang sosokku yang lebih pendiam daripada Riri, sementara Riri yang lincah dan selalu ceria selalu berceloceh dan bersenda gurau dengan mas Har dan ditanggapi dengan ringan oleh mas Har

Setiap ada kesempatan mas Har selalu menghampiriku mencoba membuka pembicaraan denganku, meski sikap ku kerap dingin terhadapnya namun mas Har seakan tak perduli bahkan mas Har semakin merapat padaku

Sungguh awalnya aku tak bergeming, aku menganggapnya tak lebih sebagai pertemanan saja namun keteguhan hatinya juga kesabarannya menghadapi sikap dingin ku perlahan membuat kebekuan hatiku mencair juga dan puncaknya adalah disaat hari ulang tahunnya, mas Har hadir menghadiahiku sebuah kado istimewa bagiku, ia melamarku saat itu aku terbelalak  rasa heran berbalut rasa tak percaya bahwa itu benar benar terjadi berkecamuk dalam dadaku, ada rasa geli dalam hatiku, harus nya aku yang menghadiahi di hari ulang tahunnya ini malah sebaliknya, masa masa indah itu sekilas muncul kembali dalam ingatanku, kuhela napas ini terasa berat 


Meski aku dan Riri saudara kembar identik namun pendirian dan sifat pergaulan kami sangat jauh berbeda jika Riri yang ceria selalu senang mengisi waktu senggangnya dengan bercengkrama bersama teman teman sosialitanya baik berburu koleksi fashion terbaru mengikuti tren ter update maupun clubbing, sementara aku lebih suka membenamkan diri dengan menggoreskan penaku merangkai kata entah itu berwujud puisi atau sekedar ungkapan rasaku atau berupa cerita pendek yang begitu saja mengalir atau terkadang aku mengisi waktu senggangku dengan membaca buku novel ataupun buku buku pengetahuan sosial yang buat ku hal hal tersebut teramat amat membahagiakan keheningan itu terasa nyaman buatku dan aku memang tidak begitu suka dengan kehingar bingaran 

Wajah Riri berurai air mata, namun ia menyembunyikan pandangannya dariku sepertinya ia tak mampu bersitatap denganku

"Ra maafin aku Raaaa..." 

Tangisnya meledak, Riri bersimpuh di hadapanku, tubuhnya bergetar hebat jemari nya terasa dingin gemetar berusaha meraih tanganku...

"tinggal hitungan hari pernikahanku akan berlangsung...undanganpun sebagian besar telah tersebar hanya tinggal sisa beberapa undangan yang belum terkirimkan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun