Mohon tunggu...
thomas edison soinbala
thomas edison soinbala Mohon Tunggu... Pelajar sekolah

Jika kemarin adalah luka, maka usahakan agar hari ini adalah obatnya

Selanjutnya

Tutup

Roman

Yang Berseberangan

8 Juli 2025   18:41 Diperbarui: 8 Juli 2025   18:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Suatu hari aku menjadi sulit untuk melihat bahwa apakah aku terlalu bodoh atau kau adalah seorang pencuri. Kau membiarkanku berjalan sendiri seakan-akan aku bukanlah apa-apa setelah aku kau campakan. Dan sekarang kau hanyalah sebuah halaman yang terkoyak dari catatan panjang perjalanan. Dan kini aku menjadi tahu bagaimana menjadi begitu dekat dengan orang yang hatinya begitu jauh. Dan kini akupun menjadi begitu paham bagaimana sebuah anggapan suci raib, bahwa aku kira kita membangun sebuah hubungan yang tidak dapat digoyahkan oleh apa pun. Secuilpun! Tidak. Namun aku ingin menceritakan sebuah moment agung yang begitu membahagiakan, ketika aku tidak tahu bagaimana artinya sakit, saat aku percaya selamanya dan semuanya akan tetap sama. mari. Mari ikutlah denganku. Sekali lagi untuk yang terakhir. Aku ingin memberi kepadamu segelas minum hangat yang pernah kita teguk sewaktu kita berjumpa untuk yang kedua kalinya. Kenapa aku memilih bentuk yang kedua. Karena ada orang kedua yang memaksamu untuk mengatakan bahwa ada langit baru yang harus kau junjung, bumi baru yang harus kau pijak. Terutama hati kedua yang harus keu peluk ketika dari satu babak ke babak yang lain ada cerita yang terukir yang tak berani bakukan dalam buku. Di sana kau akan memahami bagaimana menjadi yang pertama tanpa menikmati yang kedua. Selebihnya, dengan meneguk segelas minuman hangat ketika aku menatapmu dan kau menatapku. Semua akan menjelaskan bagaimana makna dari meninggalkan dan ditinggalkan. Dan yang terakhir, aku memasuki sebuah sesi yang paling purba yaitu kenangan. Kenangan tentang kita yang aku kira selamanya.  Mari bersulang untuk kita yang hilang saat masih dalam perjalanan. Aku tersedak tak bisa berkata-kata ketika dengan terpaksan aku harus mengatakan selamat tinggal. Itu adalah pesta yang amat terpaksa harus kau rayakan seorang diri, lalu terbenam dalam gelapnya yang tak berdimensi. Aku yang bodoh atau kau adalah seorang percuri. Aku memandangmu sebagai sesuatu yang pudar. Dan aku akan selalu mengingat bahwa demikianlah kita.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun