Beberapa tahun lalu Romo Wolfgang Bock, berobat ke Jerman dan saya bertemu beliau. Nah... dengan Romo Wolfgang Bock saya berbicara kromo inggil halus. Wah susah juga, lama tidak digunakan, Romo Wolfgang yang orang Jerman itu lebih fasih dari saya.Â
Ya beliau tinggal di Klaten, sedangkan  saya tinggal di Dietzenbach.
Saya bersyukur pernah belajar bahasa  Jawa yang baik dan benar dari Suster Boromeo.
Dari Suster Boromeo belajar mencintai buku
Suster Boromeo pula yang mendirikan perpustakaan di SD Kanisius Ganjuran sekolah. Kami belajar menjadi anggota perpustakaan, meminjam buku, memelihara buku, mengembalikannya pada waktunya dan dalam kondisi bersih.
Ada banyak buku- buku di perpustakkan kecil yang dirintis Suster Boromeo.
 Dari banyak buku- buku itu buku kesukaanku merupakan buku- buku Autobiografi dan kisah hidup dari orang- orang kudus. Dari kisah orang- orang kudus tersebut yang kebanyakan tinggal di Eropa, misalnya Santo Fransiscus Asisi, Santa Theresia Liseux dan lain-lain. Saat itu aku berangan-angan ingin mengunjungi tempat- tempat di mana orang- orang kudus itu hidup.Â
Ah ....Tuhan baik, Dia mendengar doaku, saat ini aku tinggal di Eropa dan  saya boleh mengunjungi beberapa tempat tinggal orang- orang kudus yang ada di buku- buku kisah  hidup orang- orang kudus tersebut.
Dari suster belajar membaca Kitab Suci
Sekolah kami SD Kanisius merupakan sekolah Katholik. Untuk  anak-anak kelas  lima dan enam yang beragama Katholik, setiap  hari Rabu sore jam 16.00 sampai jam 17.00 ada pelajaran Agama. Suster datang  lagi ke Sekolah untuk memberi pelajaran agama.Â
Saya ingat  suster selalu membawa gambar bagus- bagus dan bercerita dari gambar- gambar tersebut.  Cerita- cerita dari Kitab Suci. Pernah kami sampai menangis sesenggukan pada saat Suster menceritakan dari Kitab Suci tentang „Anak yang hilang" Suster menceritakannya dengan sangat indah sekali.