Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Suster Boromeo Lebih dari Seorang Guru

11 Desember 2021   07:09 Diperbarui: 11 Desember 2021   16:44 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suster Boromeo(kiri) kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran  dan Suster Armela (kanan) Suster Panti Asuhan Ganjuran (Dokpri)

Suster juga membawa kitab suci dan kami boleh membaca bergantian, kisah- kisah dari Kitab Suci

Belajar menari jawa

Suster Boromeo mengundang guru tari dari Bantul, mbak Pranti namanya. Mbak Pranti murid dari padepokan Bagong Kusudiarjo di Yogyakarta.

Kami belajar menari di sore hari, setiap hari jumat sore, di Panti Asuhan Ganjuran. Jadi kami anak- anak SD Kanisius bersama anak- anak Panti Asuhan Ganjuran yang juga siswa SD Kanisius Ganjuran, belajar menari.

Suster selalu menunggui kami saat kami latihan menari.

Kami sering pentas menari di pesta kenaikan kelas, Natalan sekolah dan masih banyak lagi,.
Suster Boromeo  menjahit sendiri kostum- kostum menari kami dan memelihara kostum- kostum tersebut dengan baik.

Belajar memainkan gending Jawa

Suster Boromeo membeli seperangkat Gamelan Jawa dan mengundang guru Gamel  atau guru Gending  Jawa, supaya kami anak- anak SD belajar gending.

Ikut serta dalam perayaan hari besar gereja dan mengenakan  kain panjang dan kebaya

Seperi sudah di ketahui, di Gereja dan candi Ganjuran ada perayaan Prosesi. Perayaan  khas Gereja Katholik  sebagai penghormatan Sakramen Maha Kudus. Perayaan ini diadakan di minggu ke empat bulan Juni. Kami anak- anak perempuan SD Kanisius Ganjuran  dari kelas 3 sampai 6 yang  beragama Katholik boleh ikut serta dalam upacara prosesi.
Tugas kami membawa keranjang kecil beisi bunga tabur. Bunga yang di sebarkan di jalan yang akan dilewati Sakramen Maha Kudus.
Kami senang sekali, karena kami boleh memakai kain batik panjang dan berkebaya putih.

Karena masih kanak- kanak kami tidak memakai sanggul, tetapi memakai untaian bunga dari kain putih di kepala kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun