Mohon tunggu...
theofilusyanhandoyo
theofilusyanhandoyo Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523120010 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Ketertarikan saya terhadap bidang akuntansi dan perpajakan mendorong saya untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan. Saat ini, saya tengah menyelesaikan pendidikan Magister Akuntansi, setelah memperoleh gelar Diploma Tiga dan Sarjana di bidang yang sama. Selain itu, saya juga menjalankan peran profesional di bidang Finance Accounting dan perpajakan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kuis 11 - Pajak Penghasilan Orang Pribadi : Jeritan Keadilan - Prof Apollo

7 Juni 2025   09:47 Diperbarui: 8 Juni 2025   01:12 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak Penghasilan: Jeritan Keadilan

Di meja hijau, mata hukum terpejam, 

PPh 21, angka-angka bergumam. 

Keadilan dicari, tapi di mana? 

Di balik laporan, nurani tercabik jua.

Gaji dipotong, darah keringat jadi bea, 

Untuk negara, katanya, demi sejahtera. 

Tapi lihatlah si pemungut, senyum merekah, 

Kalkulator di tangan, untung berlimpah.

Orang kecil mengeluh, kantong kempis tak bersisa, 

Sementara yang besar, akal bulus tak terhisa. 

Pajak katanya sama, adil tanpa pandang muka, 

Namun di lapangan, cerita berbeda nyata.

Formulir berlembar, ruwet tiada tara, 

Seperti labirin, jebakan para birokrat. 

Jasa konsultan dicari, biaya membengkak, 

Demi patuh aturan, dompet makin retak.

Pemungut tersenyum, dalihnya tegakkan regulasi, 

Padahal beban rakyat, makin jadi ilusi. 

Keadilan pajak, hanya frasa manis di bibir, 

Bagi yang berkuasa, rejeki takkan berakhir.

Di balai kota, rapat bergemuruh, 

Angka-angka PPh 21, seolah sihir yang ampuh. 

Keadilan ditegakkan, kata pembesar di mimbar, 

Namun di dapur rakyat, tangis pecah terhampar.

Karyawan merana, hitungan tak berujung, 

Setiap rupiah digali, tiada yang luput. 

Sementara di atas, tawa riang berdendang, 

Lobang pajak disulap, jadi fatamorgana uang.

Dalih pemerataan, jadi mantra sakti, 

Padahal beban dipikul, oleh pundak yang sepi. 

Keadilan pajak, hanya kisah di buku usang, 

Bagi yang berkuasa, rejeki takkan pernah hilang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun