Ketika anak menunjukkan kemarahan atau kesedihan, tidak perlu terbutu-buru menyalahkan mereka. Terkadang anak hanya butuh untuk didengarkan.
Mengelola emosi bersama anak sangat penting dalam hal ini. Peluk mereka. Sebuah pelukan sudah cukup untuk mengatakan "it's okay to  not be okay".Â
Merawat diri agar tetap waras. Ibu tunggal tahu bahwa mereka tak bisa menuang dari gelas yang kosong. Maka, mereka pun perlu belajar memelihara diri agar tetap kuat bagi anak-anaknya.
Entah lewat waktu sejenak untuk bernafas, berolahraga, berbagi cerita dengan sahabat, atau hanya duduk diam tanpa merasa bersalah. Karena ibu juga manusia. Dan untuk terus memberi, mereka harus belajar mengisi ulang diri sendiri lebih dulu.
Di Hari Ibu Sedunia ini, mari kita beri ruang bagi kisah ibu tunggal, mereka yang diam-diam menguatkan, mencintai, dan bertahan.
Untuk anak-anak yang tumbuh tanpa ayah, semoga cinta ibu yang sabar menjadi pelita bahwa meski tak utuh, mereka tetap bisa merasa cukup.
Selamat Hari Ibu Sedunia, untuk semua ibu hebat di negri ini.
Kupang, 11 Mei 2025
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI