Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Kata Paus Fransiskus tentang Keluarga?

25 April 2025   15:16 Diperbarui: 26 April 2025   16:59 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Cinta dalam keluarga dijalani dalam tindakan kecil sehari-hari, lebih dari sekadar kata-kata besar.”  — Amoris Laetitia

Paus Fransiskus dalam homilinya mengingatkan, bahwa tindakan kecil itu datangnya dari hal sederhana yang lahir dari kebiasaan sehari-hari.

Duduk bersama di meja makan misalnya, adalah hal sederhana dimana anggota keluarga bisa saling berbagi cerita, menanyakan kabar satu sama lain, atau memberi pelukan hangat, bukan sekedar asyik dengan dunia segi empat di genggamannya. 

Hal yang sangat sulit dilakukan saat ini, ketika arus informasi benar-benar membayangi seluruh aspek kehidupan dan akhirnya berdampak pada relasi anggota keluarga dan lainnya. 

Tidak ada keluarga yang sempurna

Keluarga bukanlah tempat yang sempurna. Dalam pertumbuhannya selalu ada luka, sekaligus harapan dan kasih yang tumbuh bersama. Mungkin kita tidak selalu tersenyum di dalamnya, tapi yang pasti, kita tetap tinggal.

Ada satu hal yang diingatkan oleh Paus Fransiskus, bahwa tidak ada keluarga yang sempurna! Tetapi Allah hadir dalam keluarga yang rapuh, sederhana, dan terbuka satu sama lain. 

Basilika Santo Petrus (Foto: Emphyrio/Pixabay)
Basilika Santo Petrus (Foto: Emphyrio/Pixabay)

Pada perayaan  Hari Raya Keluarga Kudus tahun 2015 lalu, beliau berkata:

"Di dalam keluarga, kita belajar untuk saling berbagi, untuk saling meminta maaf, dan untuk berani memulai kembali."

Paus Fransiskus menegaskan bahwa tidak ada hal yang datangnya secara instan atau terlalu sempurna dalam keluarga; itu akan datang melalui proses yang tidak selalu mudah. 

Dalam proses itulah kita belajar mencintai, mengampuni, dan hadir satu sama lain untuk memberi dukungan atau untuk mendengarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun