Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bijak Menyikapi Vaksin sebagai Pilihan Bukan Kewajiban

24 Januari 2021   14:12 Diperbarui: 24 Januari 2021   23:34 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ada yang perlu diingat juga bahwa efektivitas vaksin dapat secara akurat diukur ketika proses tersebut selesai sebelum 6 bulan. Kalau lebih dari 6 bulan, maka akan sangat disayangkan karena pengukuran efektivitas bisa jadi kurang tepat.

Oleh sebab itu pemerintah melalui lembaga-lembaga terkait perlu menuntaskan proses vaksinasi secara masif dan progresif. Dan sebagai Warga Negara Indonesia yang bertanggung jawab seharusnya Kita Siap Vaksin.

***

Kelompok Antivaksin

antivaksin
antivaksin
Saya tidak menyalahkan adanya kelompok-kelompok atau pihak-pihak yang memiliki prinsip antivaksin. Prinsip ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Pro dan kontra soal vaksin adalah hal biasa karena yang mau divaksin itu manusia. Makhluk berpikir yang memiliki pilihan dalam hidupnya masing-masing.

Ada beberapa pemikiran yang mendasari kelompok antivaksin ini untuk menolak.

1. Menganggap Vaksin Tidak Cukup Ampuh

Kelompok antivaksin beranggapan bahwa vaksin tidak cukup ampuh karena toh meskipun sudah divaksin masih saja penyakit itu menyerang manusia. Semisal vaksin campak, meskipun sudah divaksin namun masih saja dapat menjangkiti seseorang.

Well.. saya rasa anggapan ini terlalu prematur untuk diyakini. Sebagaimana sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa manfaat vaksin adalah membentuk antibodi atau kekebalan. Antibodi ini selain dapat menangkal penyakit secara langsung, bisa juga mengurangi tingkat risiko penyakit tersebut.

Risiko terbesar dari sebuah penyakit adalah kematian. Dengan vaksinasi minimal tubuh pernah melawan penyakit tersebut sehingga membentuk imunitas yang mampu mengalahkan dan/atau meminimalisir dampaknya.

2. Pandangan Politik

Campur aduk antara kepentingan politik dengan kesehatan seharusnya dapat kita hindari. Kesehatan itu taruhannya nyawa. Jikalau politik menyeret kesehatan masuk kedalamnya, maka apapun upaya yang dilakukan pemerintah akan mendapatkan perlawanan.

Paling penting adalah kita mengawal proses dan mendukung semua program yang dilakukan. Pandemi adalah masalah bersama, oleh karena itu kita juga harus bersama-sama mengatasinya.

3. Salah Informasi Tentang Efek Samping

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun