Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Komunikasi Asertif untuk Membangun Sebuah Relasi

15 September 2020   22:19 Diperbarui: 15 September 2020   22:27 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi komunikasi | https://1.bp.blogspot.com/

Setiap hari sabtu malam sepasang kekasih ini 'ngedate'. Kali ini Udin ingin mengajak Tiara makan malam di luar.

"Sayang kamu mau makan apa?" tanya Udin kepada Tiara. 

"Terserah..." jawab Tiara singkat.  "Lah... kamu pengennya apa?" Udin kembali bertanya.

"Apa aja..." Tiara memberikan jawaban dengan sejuta makna.

"Hmm... gimana kalau kita ke KFC, lagi ada menu baru lho?"

"Nggak ah... aku lagi diet, gak mau makan nasi" 

Sambil menggaruk-garuk kepala, Udin kembali berkata  "Oooh.. ya udah kita ke Seafood resto aja yuk?"

"Nggak mau... aku gak suka seafood" Tiara menolak tawaran Udin

"Terus kamu mau makan apa lho?"

"Terserah..." sambil terus memainkan handphone nya.

"Aku bingung kamu maunya makan apa" Udin sekali lagi berusaha mencari tahu apa yang diinginkan sang pacar

"Kamu itu selalu aja gak pernah bisa ngertiin aku!!!" tukas Tiara bernada tinggi.

Dengan wajah penuh keheranan Udin terdiam dan suasana mendadak hening seketika.

Saya punya satu pertanyaan besar. Apakah di dunia ini ada orang yang bisa membaca pikiran?

Kalau ada silahkan daftar tantangan membaca pikiran dari saya dengan total hadiah 1 Milyar rupiah (Caranya tulis di kolom komentar, nanti saya yang menghubungi Anda).

Oke skip...

Bagi Anda yang mempercayai bahwa di dunia ini tidak ada orang yang memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain, yuk kita belajar cara berkomunikasi dengan baik. 

Bayangkan Anda menghadiri rapat atau diskusi kelompok. Namun tidak ada satupun yang berkomunikasi. Semua peserta sibuk dengan urusan masing-masing, chat pake handphone, main game di laptop, atau lagi cek medsos. Apakah kegiatan tersebut bisa menghasilkan sesuatu?

Contoh lain, Anda ingin meminta tolong sama teman. Tapi nggak langsung ngomong, malah diam saja atau sesekali melempar 'kode'. Memangnya orang tersebut bisa membaca pikiran Anda. Atau 'kode' Anda itu ada kamusnya sehingga orang lain bisa mengerti?

Nah di dunia modern yang segala sesuatu saling terhubung ini, mulai dari kecil hingga sekarang kita selalu berurusan dengan orang lain. Entah apakah itu urusan pekerjaan, pendidikan, pertemanan atau bahkan percintaan. Satu-satunya cara agar kita bisa memiliki hubungan (relasi) yang baik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif.

Mengapa kita perlu menerapkan komunikasi efektif?

Jawaban sederhananya adalah untuk meningkatkan kualitas hubungan kita bersama orang lain. Dengan begitu, secara otomatis akan berpengaruh ke berbagai hal mulai dari membangun lingkungan kerja yang terbuka dan nyaman sampai ke urusan personal terkait membangun hubungan romantis dengan pasangan kita.

Pasti Anda pernah menemui seorang pimpinan yang kerjaannya marah-marah terus agar anak buahnya paham dan menuruti perintah. Atau melihat pasangan yang berantem terus karena tidak ada saling pengertian satu sama lain. Itulah risikomya kalau pola komunikasi yang dipakai tidak baik.

Berikut ini saya jelaskan beberapa pola komunikasi yang kurang baik dan sebaiknya Anda hindari.

1. Pola Komunikasi Pasif.

Orang yang menerapkan pola komunikasi pasif memiliki masalah dalam mengekspresikan dirinya. Mereka cenderung sulit mengungkapkan apa yang ada di kepala dan emosi yang dirasakan. Biasanya pola ini akan memunculkan miskomunikasi dan emosi negatif yang terpendam.

ilustrasi seorang pemalu | https://1.bp.blogspot.com/
ilustrasi seorang pemalu | https://1.bp.blogspot.com/
Ciri-ciri orang yang berkomunikasi secara pasif adalah :
  • Menghindari konflik
  • Tidak berani kontak mata ketika bicara
  • Menjadi pengikut
  • Susah menolak pendapat orang lain

Memiliki pola komunikasi pasif sangat rentan membuat hidup menjadi "ambyar".  Komunikasi pasif akan merugikan diri sendiri. Anda akan terseret bahkan terjebak ke dalam hal-hal yang sebenarnya Anda tidak suka. 

2. Pola Komunikasi Agresif

Kalau diatas kita bahas tentang pola komunikasi yang susah ngomong, sekarang ini adalah kebalikannya. Pola komunikasi agresif digunakan oleh seseorang yang memiliki keinginan untuk 'mendominasi' segala sesuatu.

Dominasi yang dimunculkan tersebut bertujuan untuk mengambil alih kontrol. Kecenderungan pola ini berlaku bagi orang yang menganggap dirinya paling benar sedangkan orang lain salah.

Ciri-ciri orang yang berkomunikasi secara agresif adalah :

  • Suaranya keras dan lantang
  • Kontak matanya intens (melotot)
  • Selalu ingin menguasai dengan cara intimidasi, kritik tajam dan menyalahkan
  • Sulit mendengarkan pendapat orang disekelilingnya

ilustrasi bos pemarah | https://1.bp.blogspot.com/
ilustrasi bos pemarah | https://1.bp.blogspot.com/
Di satu sisi mungkin mereka bisa saja dipandang sebagai seorang pemimpin yang tegas. Tapi tidak selalu begitu juga. Jika ada orang yang menganggap dirinya paling benar, pertanyaannya apakah selama hidup tidak pernah melakukan kesalahan? 

Orang dengan komunikasi agresif tidak akan bisa berkembang. Seorang Christiano Ronaldo saja yang notabene pesepakbola paling sukses di dunia tiap hari masih harus terus berlatih dan mendengarkan arahan pelatihnya. 

Pola komunikasi agresif hanya akan memberikan energi negatif berupa ketakutan untuk orang di sekitar Anda. Apabila orang-orang dalam lingkaran pengaruh Anda mengiyakan pendapat dan/atau perintah, itu semua hanya karena alasan biar cepat selesai dan mereka segera pergi dari hadapan Anda.

3. Pola Komunikasi Pasif-Agresif

Pola ini adalah kombinasi antara komunikasi pasif dengan komunikasi agresif. Disebut demikian karena kelihatannya berkomunikasi secara pasif namun maknanya adalah agresif. Orang dengan pola komunikasi pasif-agresif tidak sama antara apa yang diucapkan dengan yang dirasakan.

Ciri-ciri orang yang berkomunikasi secara pasif-agresif adalah :

  • Nada bicaranya pelan tapi judes
  • Pada saat bicara bisa saja tersenyum tetapi energi yang dikeluarkan adalah kemarahan, kebencian atau ketidaksukaan
  • Melakukan sarkasme (menyindir dengan tajam)
  • Biasanya mengiyakan tapi dengan syarat tidak mau terlibat urusan

ilustrasi orang sarkastik | https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/
ilustrasi orang sarkastik | https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/
Orang dengan pola komunikasi pasif-agresif seringkali bicara dengan 'kode', bahasa kiasan yang tidak semua orang bisa memahami. Kembali lagi setiap orang tidak bisa membaca pikiran orang lain lho. Jadi pola komunkasi ini sangat merugikan di dalam sebuah hubungan. 

Ilustrasi Tiara diatas adalah contoh orang dengan pola komunikasi pasif-agresif. Mana mungkin Udin tahu apa yang diinginkan jika Tiara hanya memberikan kode misterius. Perilaku seperti ini bisa menimbulkan masalah baru yang disebut dengan "Toxic Relationship". Pada tulisan selanjutnya akan saya kupas tuntas tentang hal tersebut.

Baiklah setelah memahami pola-pola komunikasi yang tidak baik, sekarang pola komunikasi seperti apa yang seharusnya kita gunakan?

Menurut pendapat para ahli, ada satu pola komunikasi yang paling baik yaitu komunikasi Asertif. Pola komunikasi ini dapat menjadikan sebuah hubungan lebih seimbang. Hal yang membuat komunikasi asertif sepesial karena ia menggabungkan aspek-aspek positif dari pola komunikasi pasif, agresif dan pasif-agresif menjadi sebuah pola komunikasi ideal.

Asertif menekankan pada komunikasi yang terbuka tapi tidak memaksa. Orang dengan komunikasi asertif tahu apa yang mereka inginkan dan paham juga bagaimana cara menyampaikan dengan mempertimbangkan perasaan orang lain.

Berikut ini beberapa tips untuk melatih komunikasi asertif

Pertama, jalankan prinsip " i-statement "

Brad Blanton dalam bukunya "Radical Honesty" mengajarkan kepada kita agar mengungkapkan apapun yang kita rasakan. Dengan demikian kita harus mampu mengatakan apa yang ingin kita katakan walaupun itu pahit. Kita harus jujur terhadap diri sendiri dan berpendapat sesuai dengan sudut pandang pribadi (i-statement).

buku radical honesty | https://encrypted-tbn0.gstatic.com/
buku radical honesty | https://encrypted-tbn0.gstatic.com/
Misalnya Anda berada pada situasi dimana bawahan Anda datang terlambat di kantor. Anda ingin menegurnya agar besok dan seterusnya bisa lebih disiplin.

Komunikasi A 

"Kamu datang terlambat sekali, gara-gara kamu terlambat nasabah jadi komplain"

Komunikasi B 

"Saya itu tidak suka dengan tindakan indisipliner, karena menurut saya orang yang terlambat seperti tidak menghargai waktu"

Nah menurut Anda mana yang lebih enak didengar? Komunikasi B bukan?

Komunikasi A dan B memiliki nilai emosi yang sama. Namun begitu, B mampu memposisikan emosi tersebut dengan benar  melalui kacamata "i" atau saya. Tidak terkesan menghakimi tapi justru membuat orang lain sadar. Hanya mengekspresikan ketidaksukaan terhadap perilaku terlambat namun tidak terkesan menuduh.

Yang menjadi bahan komentar adalah fakta atau kejadian terlambat bukan siapa pelaku terlambat. Komunikasi ini bersifat tegas namun tidak menyalahkan. Bersifat menegakkan atau meneguhkan pendapat pribadi bukan menyerang kesalahan orang lain. Sangat elegan...

Kedua, jagalah kontak mata ketika berbicara

Orang-orang bilang bahwa mata adalah jendela jiwa. Bahkan ada orang yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Tatapan mata adalah ekspresi paling jujur yang bisa dilihat orang lain. 

Selalu lihat lawan bicara kita seperlunya. Jangan terlalu intens, sekali lagi secukupnya saja. Dengan menatap lawan bicara berarti sama halnya kita menghargai dan hadir untuk berkomunikasi. 

ilustrasi kontak mata | https://cdn.medcom.id/
ilustrasi kontak mata | https://cdn.medcom.id/
Masalahnya hari ini banyak sekali orang yang justru lebih memperhatikan chat di handphone daripada memberikan kehadiran untuk orang disekitarnya. Salah satu racun teknologi adalah "mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat". Jika ingin pola komunikasi asertif, maka belajarlah untuk hadir bagi lawan bicara Anda.

Ketiga, berani mengatakan "tidak"

Unsur paling utama dan penting dalam komunikasi asertif adalah Anda bisa mengungkapkan apa saja yang dipirkan dan dirasakan secara jelas. Termasuk didalamnya adalah berani untuk mengatakan tidak. 

Hal yang menghalangi biasanya adalah rasa nggak enak dan takut dinilai buruk. Ingat Anda adalah manusia bebas sehingga dapat menentukan pilihan yang paling sesuai dan paling baik untuk diri sendiri.

Misalnya pada saat Anda menerima telepon seorang sales kartu kredit padahal Anda sedang mengerjakan tugas. Maka Anda harus berani untuk bilang tidak karena masih harus mengejar deadline pekerjaan. Intinya adalah Anda berani mengatakan dengan jujur.

Keempat, jelaskan apa yang ingin Anda sampaikan dengan rasa percaya diri

Tips terakhir komunikasi asertif adalah Anda harus percaya diri ketika mengemukakan opini. Entah benar atau salah selama Anda mengungkapkan apapun yang dipikirkan dan dirasakan dengan jujur dan percaya diri, maka secara otomatis orang lain akan menghargai Anda. 

"Seorang pemimpin yang baik memiliki kemampuan untuk menyederhanakan instruksi" The Architect

-AP-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun