Jawaban sederhananya adalah untuk meningkatkan kualitas hubungan kita bersama orang lain. Dengan begitu, secara otomatis akan berpengaruh ke berbagai hal mulai dari membangun lingkungan kerja yang terbuka dan nyaman sampai ke urusan personal terkait membangun hubungan romantis dengan pasangan kita.
Pasti Anda pernah menemui seorang pimpinan yang kerjaannya marah-marah terus agar anak buahnya paham dan menuruti perintah. Atau melihat pasangan yang berantem terus karena tidak ada saling pengertian satu sama lain. Itulah risikomya kalau pola komunikasi yang dipakai tidak baik.
Berikut ini saya jelaskan beberapa pola komunikasi yang kurang baik dan sebaiknya Anda hindari.
1. Pola Komunikasi Pasif.
Orang yang menerapkan pola komunikasi pasif memiliki masalah dalam mengekspresikan dirinya. Mereka cenderung sulit mengungkapkan apa yang ada di kepala dan emosi yang dirasakan. Biasanya pola ini akan memunculkan miskomunikasi dan emosi negatif yang terpendam.
- Menghindari konflik
- Tidak berani kontak mata ketika bicara
- Menjadi pengikut
- Susah menolak pendapat orang lain
Memiliki pola komunikasi pasif sangat rentan membuat hidup menjadi "ambyar". Â Komunikasi pasif akan merugikan diri sendiri. Anda akan terseret bahkan terjebak ke dalam hal-hal yang sebenarnya Anda tidak suka.Â
2. Pola Komunikasi Agresif
Kalau diatas kita bahas tentang pola komunikasi yang susah ngomong, sekarang ini adalah kebalikannya. Pola komunikasi agresif digunakan oleh seseorang yang memiliki keinginan untuk 'mendominasi' segala sesuatu.
Dominasi yang dimunculkan tersebut bertujuan untuk mengambil alih kontrol. Kecenderungan pola ini berlaku bagi orang yang menganggap dirinya paling benar sedangkan orang lain salah.
Ciri-ciri orang yang berkomunikasi secara agresif adalah :
- Suaranya keras dan lantang
- Kontak matanya intens (melotot)
- Selalu ingin menguasai dengan cara intimidasi, kritik tajam dan menyalahkan
- Sulit mendengarkan pendapat orang disekelilingnya