Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Komunikasi Asertif untuk Membangun Sebuah Relasi

15 September 2020   22:19 Diperbarui: 15 September 2020   22:27 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi komunikasi | https://1.bp.blogspot.com/

ilustrasi bos pemarah | https://1.bp.blogspot.com/
ilustrasi bos pemarah | https://1.bp.blogspot.com/
Di satu sisi mungkin mereka bisa saja dipandang sebagai seorang pemimpin yang tegas. Tapi tidak selalu begitu juga. Jika ada orang yang menganggap dirinya paling benar, pertanyaannya apakah selama hidup tidak pernah melakukan kesalahan? 

Orang dengan komunikasi agresif tidak akan bisa berkembang. Seorang Christiano Ronaldo saja yang notabene pesepakbola paling sukses di dunia tiap hari masih harus terus berlatih dan mendengarkan arahan pelatihnya. 

Pola komunikasi agresif hanya akan memberikan energi negatif berupa ketakutan untuk orang di sekitar Anda. Apabila orang-orang dalam lingkaran pengaruh Anda mengiyakan pendapat dan/atau perintah, itu semua hanya karena alasan biar cepat selesai dan mereka segera pergi dari hadapan Anda.

3. Pola Komunikasi Pasif-Agresif

Pola ini adalah kombinasi antara komunikasi pasif dengan komunikasi agresif. Disebut demikian karena kelihatannya berkomunikasi secara pasif namun maknanya adalah agresif. Orang dengan pola komunikasi pasif-agresif tidak sama antara apa yang diucapkan dengan yang dirasakan.

Ciri-ciri orang yang berkomunikasi secara pasif-agresif adalah :

  • Nada bicaranya pelan tapi judes
  • Pada saat bicara bisa saja tersenyum tetapi energi yang dikeluarkan adalah kemarahan, kebencian atau ketidaksukaan
  • Melakukan sarkasme (menyindir dengan tajam)
  • Biasanya mengiyakan tapi dengan syarat tidak mau terlibat urusan

ilustrasi orang sarkastik | https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/
ilustrasi orang sarkastik | https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/
Orang dengan pola komunikasi pasif-agresif seringkali bicara dengan 'kode', bahasa kiasan yang tidak semua orang bisa memahami. Kembali lagi setiap orang tidak bisa membaca pikiran orang lain lho. Jadi pola komunkasi ini sangat merugikan di dalam sebuah hubungan. 

Ilustrasi Tiara diatas adalah contoh orang dengan pola komunikasi pasif-agresif. Mana mungkin Udin tahu apa yang diinginkan jika Tiara hanya memberikan kode misterius. Perilaku seperti ini bisa menimbulkan masalah baru yang disebut dengan "Toxic Relationship". Pada tulisan selanjutnya akan saya kupas tuntas tentang hal tersebut.

Baiklah setelah memahami pola-pola komunikasi yang tidak baik, sekarang pola komunikasi seperti apa yang seharusnya kita gunakan?

Menurut pendapat para ahli, ada satu pola komunikasi yang paling baik yaitu komunikasi Asertif. Pola komunikasi ini dapat menjadikan sebuah hubungan lebih seimbang. Hal yang membuat komunikasi asertif sepesial karena ia menggabungkan aspek-aspek positif dari pola komunikasi pasif, agresif dan pasif-agresif menjadi sebuah pola komunikasi ideal.

Asertif menekankan pada komunikasi yang terbuka tapi tidak memaksa. Orang dengan komunikasi asertif tahu apa yang mereka inginkan dan paham juga bagaimana cara menyampaikan dengan mempertimbangkan perasaan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun