Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pegadaian: Dari Solusi Darurat Menuju Teman Investasi Anda

15 September 2025   08:19 Diperbarui: 15 September 2025   08:19 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menelisik Kesejahteraan Rakyat Lewat Pegadaian (Sumber: unair.ac.id)

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Pegadaian identik dengan istilah "tempat orang kepepet."

Saat biaya sekolah mendesak, kebutuhan rumah sakit tidak terhindarkan, atau sekadar menutup kebutuhan harian, Pegadaian kerap menjadi jalan keluar tercepat. Konsepnya sederhana. Gadaikan barang, dapatkan uang tunai, lalu tebus kembali ketika kondisi sudah lebih baik.

Pola semacam ini membuat Pegadaian lekat dengan citra sebagai penyelamat darurat finansial, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang sulit menjangkau akses perbankan.

Namun, peran Pegadaian tidak lagi berhenti pada fungsi darurat.

Dalam beberapa tahun terakhir, lembaga ini berupaya menggeser citra lama dengan menampilkan diri sebagai institusi keuangan yang lebih modern. Produk seperti tabungan emas, kredit mikro, hingga layanan berbasis digital mulai diperkenalkan.

Perubahan ini menunjukkan adanya upaya menjadikan Pegadaian bukan sekadar tempat mencari dana instan, melainkan juga mitra finansial yang menawarkan jalan menuju perencanaan jangka panjang.

Antara Penyambung Napas dan Pemberdayaan Finansial

Kontribusi Pegadaian dalam membangun negeri cukup nyata jika dilihat dari sisi inklusi keuangan. Tidak semua orang punya rekening bank, kartu kredit, atau akses pinjaman formal.

Bagi mereka, Pegadaian hadir sebagai jembatan yang memungkinkan roda ekonomi tetap berputar. Pedagang kecil yang butuh tambahan modal cepat, buruh yang gajinya belum turun, hingga keluarga yang menghadapi kondisi darurat kesehatan bisa mengandalkan Pegadaian.

Namun, ada konsekuensi besar dari pola ini. Jika Pegadaian terus diposisikan hanya sebagai "penyambung napas," masyarakat bisa terjebak dalam siklus darurat tanpa pernah naik kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun