Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Magang dan Freelance: Investasi Nyata untuk Mahasiswa Menuju Dunia Kerja

7 Mei 2025   14:30 Diperbarui: 7 Mei 2025   12:46 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahasiswa (Sumber: Unsplash/LinkedIn Sales Solutions)

Banyak mahasiswa fokus membangun pengalaman organisasi selama kuliah. Menjadi ketua, koordinator divisi, atau pengurus aktif dianggap sebagai langkah penting menuju dunia profesional. Padahal, ketika masa studi berakhir dan gelar telah di tangan, realitas dunia kerja sering kali berbeda dari ekspektasi yang dibangun di kampus.

Pencari kerja pemula kini dihadapkan pada kompetisi yang lebih ketat. Bukan hanya ijazah atau IPK yang diperhitungkan, tapi juga pengalaman kerja riil. Di sinilah peran magang dan freelance menjadi sangat relevan sebagai bekal transisi yang efektif dari dunia akademik ke dunia profesional.

Organisasi Penting, Tapi Tidak Cukup

Keterlibatan dalam organisasi kampus memang bermanfaat. Soft skill seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kepemimpinan sering kali diasah lewat pengalaman ini. 

Namun, tanpa pengalaman langsung di lapangan kerja, lulusan baru akan kesulitan bersaing. Banyak perusahaan kini lebih tertarik pada pelamar yang sudah pernah magang, mengikuti proyek profesional, atau terlibat dalam kegiatan freelance meskipun skalanya kecil.

Magang memberikan pemahaman nyata mengenai ritme kerja, budaya organisasi, serta ekspektasi yang berbeda dari dunia kampus. Sementara itu, freelance melatih kemandirian, kemampuan mengelola klien, dan meningkatkan portofolio personal. Bahkan proyek-proyek kecil bisa menjadi bukti kemampuan yang konkret di mata perekrut.

Sayangnya, tidak sedikit mahasiswa yang menunda mencari pengalaman ini karena terlalu fokus menyelesaikan tanggung jawab organisasi. Loyalitas memang penting, tapi jika tidak disertai dengan perencanaan karier yang matang, waktu produktif justru bisa terbuang.

Ketika teman sebaya sudah memiliki koneksi profesional atau portofolio, mereka yang belum memulai akan merasa tertinggal secara kompetitif.

Menurut data BPS tahun 2023, tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk lulusan universitas masih berada di angka 5,63 persen. Artinya, lulusan pendidikan tinggi pun belum tentu langsung terserap ke pasar kerja. Bahkan laporan dari World Economic Forum (2023) menyoroti pentingnya upskilling dan pengalaman praktis sebagai penentu utama keberhasilan karier generasi muda saat ini.

Belajar Menentukan Prioritas Sejak Dini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun