Penting juga untuk mendorong para pencari kerja muda agar tetap percaya diri dengan kemampuan mereka, sekaligus realistis dan fleksibel.
Tapi dorongan itu seharusnya hadir bersama dukungan yang konkret: bimbingan karier, pelatihan, jaringan, dan informasi yang mudah diakses.
Komunikasi dari pemerintah, institusi pendidikan, hingga platform kerja harus lebih empatik dan solutif, bukan sekadar simbolik.
Penantian panjang di balik status “fresh graduate nganggur” bukan hanya kisah satu-dua orang, tapi potret nyata yang dialami banyak anak muda Indonesia hari ini.
Di balik data statistik dan persentase pengangguran, ada cerita-cerita personal yang tak bisa diwakili angka.
Mungkin sudah waktunya kita berhenti memberi label, dan mulai mendengarkan mereka yang sedang berjuang menemukan tempatnya di dunia kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI