Belajar menyayangi diri dengan cara yang sama
Jika kita mampu memberi dukungan, semangat, dan pengertian pada orang lain, itu artinya kita tahu bagaimana caranya bersikap lembut dan penuh empati. Pertanyaannya: mengapa standar itu tidak kita gunakan juga untuk diri sendiri?
Salah satu jawabannya adalah karena kita belum mengizinkan diri untuk rapuh. Kita terlalu fokus pada peran sebagai penguat, sampai lupa bahwa kita juga manusia. Padahal, merawat diri bukan bentuk kelemahan.Â
Mengakui bahwa kita sedang tidak baik-baik saja bukanlah tanda menyerah. Justru di sanalah titik awal keberanian itu muncul.
Belajar menguatkan diri dimulai dari membangun self-talk yang sehat. Ucapkan hal-hal baik yang biasa kamu katakan ke sahabatmu, tapi kali ini untuk dirimu sendiri. Tidak perlu menunggu validasi dari luar. Jadilah saksi dan pendengar bagi diri sendiri. Latih empati itu untuk mengisi luka di dalam, bukan hanya untuk menambal luka orang lain.
Selain itu, kita juga perlu mengubah cara pandang terhadap peran sebagai "penolong." Kamu tetap bisa membantu orang lain, tapi tidak dengan mengorbankan diri sendiri. Kebaikan yang tidak seimbang akan berujung pada kelelahan emosional yang berkepanjangan.Â
Dan ironisnya, pada titik tertentu, kamu bisa kehilangan kemampuan untuk membantu siapa pun, termasuk dirimu sendiri.
Mulailah dengan hal kecil. Luangkan waktu untuk mengenali perasaanmu. Akui saat kamu butuh istirahat. Minta bantuan saat perlu. Dan yang terpenting: perlakukan dirimu sebaik kamu memperlakukan orang-orang yang kamu sayangi.
Menghibur orang lain itu mulia. Tapi lupa menguatkan diri sendiri adalah bentuk ketidakadilan emosional yang perlahan bisa menggerogoti. Karena sebelum jadi cahaya untuk orang lain, kita perlu memastikan pelita di dalam diri tetap menyala.Â
Maka lain kali kamu ingin berkata "semangat ya" pada orang lain, cobalah tanya dulu: kapan terakhir kamu mengatakan itu pada dirimu sendiri?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI