Mohon tunggu...
Terry UrickOrisu
Terry UrickOrisu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Ilmu Pemasyarakataan

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pengenalan Konsepsi Pemasyarakatan bagi Siswa Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

17 Juni 2021   07:48 Diperbarui: 17 Juni 2021   08:16 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu bidang yang membutuhkan pendidikan dalam proses pemahamannya adalah bidang pemasyarakatan. Fasilitas lembaga pemasyarakatan meliputi Lapas dan tahanan. Penjara adalah fasilitas perumahan negara yang membatasi pelaku kriminal yang dihukum dengan hukuman dengan kurun waktu tertentu sesuai dengan pelanggaran yang ia lakukan. Pendidikan dibutuhkan dalam bidang ini agar siswa dapat memahami dengan baik apa itu konsep pemasyarakatan. Dengan pemahaman tersebut, tentunya akan memberikan wawasan kepada siswa bahwa sesuatu yang dilanggar akan mendapatkan konsekuensi. Begitu pula dengan tindakan pelanggaran kriminal yang akan mendapatkan konsekusi berupa pengurungan di Lapas.

Ketika anak-anak mencapai masa remaja, mereka mengalami sejumlah perubahan. Tiba-tiba, mereka ingin mandiri dan mengembangkan kesukaan mereka sendiri. Mereka ingin dikenal dan diterima oleh teman sebaya dan kelompok sosial. Untuk menyesuaikan diri dan diterima oleh teman sebayanya, mereka mengalah pada tekanan teman sebaya. 

Tekanan teman datang dengan pengaruh positif dan negatif. Penelitian di masa lalu telah membuktikan bahwa banyak remaja mengutip tekanan teman sebaya sebagai salah satu alasan utama untuk terlibat dalam perilaku berisiko seperti mengemudi sembrono, penyalahgunaan zat, alkohol, seks remaja, geng remaja, dan aktivitas kriminal. Karena terpengaruh oleh perilaku teman sebayanya, sebagian besar remaja terlibat dalam aktivitas berisiko dan menempatkan diri mereka dalam masalah besar. Remaja dapat lebih teliti dan waspada ketika menentukan jalan hidup atau pola hidup jika sebelumnya mereka diajari bagaimana cara menentukan mana yang baik dan mana yang salah (Pahlevi, 2017).

Mengapa perlu pendidikan kewarganegaraan untuk pengenalan konsepsi pemasyarakatan? Hal tersebut karena salah satu faktor penyebab utama kejahatan anak adalah kurangnya pendidikan. Pendidikan kewarganegaraan adalah cara yang efektif untuk mengurangi kejahatan dan memerangi kesulitan. Alih-alih hukum yang lebih keras untuk mencegah kejahatan, individu dapat mencapai produktivitas dalam masyarakat dengan pelatihan dan pendidikan. Hal ini dapat mengurangi tingkat pembunuhan dan kejahatan, menurunkan jumlah narapidana di penjara, dan menghemat sumber daya dan uang.

Ada banyak penelitian yang dilakukan mengenai dampak pendidikan terhadap kejahatan. Satu studi menyangkut anak-anak berusia tiga hingga empat tahun, yang berpartisipasi selama lima belas tahun dalam program pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak mengikuti program prasekolah tidak memiliki kesempatan tumbuh kembang yang sama dengan anak-anak lainnya. 

Kemungkinan anak-anak ini ditangkap sebelum mereka berusia delapan belas tahun tujuh puluh persen lebih tinggi daripada mereka yang bersekolah. Studi tersebut membuktikan bahwa perkembangan dan pendidikan kewarganegaraan awal anak sangat penting terkait dengan perkembangan kesehatan mental mereka. Ini dapat membantu mencegah anak-anak ini melakukan kejahatan ketika mereka lebih besar (Ariyanik, S., & Suhartini, 2012).

Daripada memperketat hukum untuk mencegah orang melakukan kesalahan, kita dapat mendorong mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif dengan memberi mereka pendidikan kewarganegaraan dan pelatihan yang diperlukan untuk mengambil bagian di dunia. Kemiskinan merupakan faktor utama yang menyebabkan orang melakukan kejahatan, alasan lain mengapa pendidikan dapat membantu pencegahan kejahatan.

Pendidikan, selalu dan akan tetap menjadi, cara paling efektif untuk memerangi kesulitan. Cara ini memerangi ketidaktahuan dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih berpikiran terbuka dan menghormati. Dengan mendorong lebih banyak sumber daya dan pendanaan ke dalam program pendidikan daripada tindakan pencegahan, kita dapat mendorong orang untuk lebih fokus pada mendidik diri mereka sendiri dan menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berkontribusi daripada berandalan.

METODE PENELITIAN

Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini yang mana dilakukan dengan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi dna literature untuk mendapatkan hasil penelitian. Data diambil dari literatur berupa jurnal atau buku yang berhubungan. Teknik analisis data dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis literatur yang didapat.

Penulis memiliki kedudukan sebagai pengumpul data sekaligus instrument hasil penelitian dalam penelitian ini. Pada konteks tersebut, informan dan populasi mengetahui peneliti sebagai partisipan penuh. Di sisi lain, dalam penelitian ini peneliti juga berperan sebagai individu yang melakukan pengumpulan data, pembuat rencana, melakukan penafsiran data, melaksanakan analisis, dan pelapor hasil penelitian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun