Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Bulung Gadung Puyu", Nikmat, Sehat dan Hemat dalam Satu Kuali

14 April 2020   12:01 Diperbarui: 14 April 2020   20:24 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulung Gadung Puyu (Dokumentasi Pribadi)

Sekilas mendengar namanya, seolah itu adalah nama salah satu jurus sakti mandraguna dari para pendekar pada zaman dahulu kala. Atau malah julukan salah seorang pendekar ternama nan misterius yang tidak ada tandingannya.

Bukan saudaraku, itu adalah nama jenis sayuran yang resep dan cara memasaknya diwariskan oleh bapak. Dialah yang mengajariku jurus memasak yang satu ini.

"Bulung Gadung" adalah bahasa Karo untuk daun ubi kayu. Sementara itu, kata "Puyu" bila ditelisik jauh secara etimologis, bisa sangat panjang hingga mengalihkan fokus tulisan ini dari masalah kuliner ke masalah linguistik.

Tapi saya kira perlu menjelaskan soal kata "Puyu" walaupun sedikit saja, untuk mendapatkan apa yang menjadi nilai lebih jenis masakan sayur yang satu ini, dibandingkan sayur lainnya, termasuk dari bahan ubi kayu, yang sudah banyak diketahui oleh orang-orang.

Kata "Puyu" (bahasa Karo) dalam nama sayuran ini, saya yakin berhubungan dengah kata "Puyuh" (bahasa Indonesia) dalam makna frasa "Angin Puyuh". Huruf "h"-nya hilang karena proses perubahan bunyi dalam bahasa, tapi tidak berubah maknanya.

Dalam ilmu bahasa, perubahan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama, dimana perubahan itu tidak sampai membedakan makna, disebut sebagai perubahan fonetis. Namun, apabila perubahan bunyi itu mengubah makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda, dan disebut sebagai perubahan fonemis.

Angin Puyuh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah angin puting beliung, kisaran angin, angin topan di daerah tropis. Ini sama dengan cara membuat sayur ini, yakni daun ubi yang dipilin-pilin sambil diremas dengan telapak tangan, seperti gerakan angin puting beliung.

Ini tidak sama dengan cara pembuatan daun ubi tumbuk yang sudah biasa kita ketahui. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, "Bulung Gadung Puyu" ini bisa disebut "Twist Sweet Potato Leaves". Dengan nama ini, harga jualnya mungkin bisa lebih mahal, tapi rasanya tetap tidak ubahnya rasa Bulung Gadung Puyu.

Bahan Baku
Bahan-bahan untuk membuat sayur ini antara lain, daun ubi kayu 1 ikat, bawang merah 3 siung, bawang putih 1 siung, cabe 11 buah, tomat 1 buah, dan udang kering secukupnya. Menambahkan udang atau ikan asin lainnya secukupnya ke sayur ini, selain untuk menguatkan rasa, juga untuk menyatukan lauk dan sayur dalam sebuah masakan. Jadi, bisa hemat sesuai kebutuhan masing-masing.

Daun Ubi Kayu yang sudah diremas (Dokumentasi Pribadi)
Daun Ubi Kayu yang sudah diremas (Dokumentasi Pribadi)
Udang kering, cabe rawit, bawang merah, bawang putih dan tomat (Dokumentasi Pribadi)
Udang kering, cabe rawit, bawang merah, bawang putih dan tomat (Dokumentasi Pribadi)
Proses Pengolahan
Cara membuatnya, terlebih dahulu ubi kayu dipisahkan dari tangkai-tangkai daun, kemudian dipilin dan diremas secukupnya. Daun ubi yang diremas-remas, seperti umumnya dedaunan dari jenis tumbuhan lain akan mengeluarkan aroma khas daun yang segar. Berbeda dengan daun ubi tumbuk yang ditumbuk pada lesung, daun ubi yang langsung dipilin dan diremas pada telapak tangan ini lebih mendekatkan aroma khas dedaunan bagi mereka yang menyiapkannya.

Memilin dan Meremas Daun Ubi (Dokumentasi Pribadi)
Memilin dan Meremas Daun Ubi (Dokumentasi Pribadi)
Kemudian, bawang merah dan bawang putih diiris tipis, demikian juga dengan cabe diiris atau dibelah dua saja bisa juga. Lalu udang kering dan tomat dicuci seperlunya. Seterusnya belah tomat menjadi empat bagian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun