Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sisa Waktu

24 Oktober 2018   08:24 Diperbarui: 24 Oktober 2018   08:49 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

renungkanlah
kau bukan cahaya dan aku bukan pagi
mengapa harus risau pada waktu yang beranjak pergi?

pikirkanlah
kau bukan angin dan aku bukan badai
mengapa harus mencari alasan untuk memporakporandakan bumi?

resapilah
kau bukan timur dan aku bukan matahari
mengapa harus cemas bila pagi tak menepati janji untuk menampakkan diri?

kita hanyalah noktah-noktah yang diperkenankan hadir mengisi semesta dalam waktu sesingkat kedipan mata
lalu mengapa harus jumawa? 

bila sisa waktu hanyalah tinggal sesapan terakhir maka pantaskah air mata mengalir untuk sebuah mimpi dan angan-angan?

Sadarilah...

kini saatnya bagi kita berpapasan dengan Sang Perenggut sisa waktu

Bandung, 24 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun