renungkanlah
kau bukan cahaya dan aku bukan pagi
mengapa harus risau pada waktu yang beranjak pergi?
pikirkanlah
kau bukan angin dan aku bukan badai
mengapa harus mencari alasan untuk memporakporandakan bumi?
resapilah
kau bukan timur dan aku bukan matahari
mengapa harus cemas bila pagi tak menepati janji untuk menampakkan diri?
kita hanyalah noktah-noktah yang diperkenankan hadir mengisi semesta dalam waktu sesingkat kedipan mata
lalu mengapa harus jumawa?Â
bila sisa waktu hanyalah tinggal sesapan terakhir maka pantaskah air mata mengalir untuk sebuah mimpi dan angan-angan?
Sadarilah...
kini saatnya bagi kita berpapasan dengan Sang Perenggut sisa waktu
Bandung, 24 Oktober 2018
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!