Pada akhirnya, aku hanya bisa menatapmu lewat foto itu dengan rasa syukur. Karena ada keindahan yang tak perlu dimiliki untuk tetap berharga. Cukup dinikmati, cukup diabadikan, dan cukup disyukuri karena pernah hadir di dunia ini.
Senyummu bagaikan cahaya pagi,
Menyibak kabut, menghangatkan hati.
Parasmu indah, bagai bunga mekar,
Menyemai riang di setiap pandang.
Busana elok membalut jiwa,
Menambah anggun langkahmu terasa.
Dan aku---pria sunyi yang merindu,
Tersenyum kangen saat foto itu kulihat.
Kau adalah harmoni yang abadi,
Pesona hidup, pelipur sepi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!