Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petuah Sepi

22 Juni 2023   18:08 Diperbarui: 22 Juni 2023   18:09 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan turun di atas hutan bakau. Tak ada burung burung di sini. Orang orang menyimpan tubuhnya. Menjauh dari perempatan. Bagaimana menggambar sepi yang menjalar? Seperti akar akar pohon tua yang menjuntai ke tepi leher. 

Harapan dan ketakutan bergerak dalam sepi. Berlari dan berkejaran dalam bayang pikiran. Kadang menjadi hantu dan mimpi yang mencekik tiba tiba. 

Adakah sepi tanpa kesakitan? Kaki kaki hujan yang kecil menimpa kepalaku yang sudah tipis. 

Baca juga: Metafora Sepi

Aku menempuh jalanan kampung yang bercampur lumpur.ia adalah petuah untuk mengingat tempat kembali yang sepi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Menanam Sepi Sepi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun