Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puisi dan Sugesti

8 Januari 2022   11:40 Diperbarui: 8 Januari 2022   11:53 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dok. ZZ. Home Stay di Aceh Tengah. 

Puisi dan Sugesti

( Puisi ada, karena adanya kehendak si penyair,  kehendaknya yang murni akan menghasilkan sugesti yang asli dan tahan lama )

*****
Setiap kita telah mengenal puisi,  walau tidak dengan baik,  puisi sangat akrab dalam tradisi belajar kita.  entah itu berupa hikayat,  syair atau mantra dan senandung yang dipublikasi.

Dibanding karya prosa lainnya,  puisi termasuk yang paling ketat dalam prosedur,  namun juga memuat ranah kebebasan yang relatif khas. minimal,  puisi sangat terikat dengan pemilihan diksi.

Secara logis,  moril dan etis, puisi sangat bernuansa sugestif. puisi mengandung muatan magis, kejutan dan abstraksi tertentu. 

muatan sugesti tu mendorong pemirsa/audien untuk larut, terlibat dan menggairahkan perlawanan. Dan,  dalam pandangan etis,  karya sastra yang ideal adalah yang memuat literal edukasi, selain keindahan bendawi.

Puisi hendaknya memberi nilai tambah dalam hal pengembangan diri,  perbaikan sosial dan implementasi ajaran universal.

Pada poin inilah puisi dan sugesti saling terkait,  hampir keseluruhan karya terbaik penyair besar kita berisi sugesti: dorongan yang menggugah estetika dan kognisi kita dalam mencerna kembali peristiwa sekitar,  atau peristiwa di batin kita.

Beberapa puisi lainnya,  memang hanya menguap,  menjadi awan dan hujan,  atau hilang sama sekali.

Kenapa Sugesti? :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun