aku menunggumu di sini
****
di taman, pada waktu yang jernih
dan dalam rimbunan beragam bunga
aku menunggumu di sini, tepatnya, pernah menunggumu di sini.
aku ingin meniadakan hujan
agar angin saja yang mengangsur
rindu antarkita. rindu yang segera pudar
dan kelopak waktu akan membiusnya
menjadi monumen kaki bukit
dengan mata air yang mengalir ke
rongga para musafir.
dan kau tahu
aku tak lagi di sini:
waktu mulai keruh
bunga bunga mulai luruh
warna warnanya telah redup
ke senja  hari ini.