Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batu di Istana Sultan

13 November 2021   12:21 Diperbarui: 13 November 2021   12:23 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Batu di Istana Sultan

Sebuah batu berkata kepada batu lain di sekitar istana sultan:

Aku tak pernah bahagia dengan keadaanku di dalam benteng yang telanjang dan berlumut ini, tempatku yang layak adalah dalam istana sultan yang megah dan wangi.

Batu di seberang sana berkata:

Wahai batu yang malang, putusan hukum bagimu adalah kematian, baik engkau berada di benteng ini atau di dalam istana sultan. Besok: istana sultan dan benteng ini akan dihancurkan atas perintah para pengikut sultan, agar mereka bisa bermain dari awal, dan membagi peranan mereka kembali.

Diadaptasi/dinukil seperlunya dari Percakapan Batu karya Abd. Wahab Albayati. Penerbit putra langit.2001.hal.237

(cinta, kematian&keterasingan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun