Kami menuju sebuah ruangan besar. Di depannya beberapa pengrajin tampak sibuk bekerja. Mereka menyapa dengan ramah, dan benar saja --- di ruangan ini terdapat puluhan benda seni indah dalam berbagai bentuk dan ukuran yang siap diekspor.
Tak terasa hampir satu jam kami berada di kawasan ini. Kami kembali ke tempat awal lewat pintu samping, dan di sana tampak sebuah masjid unik --- menaranya terbalut akar-akar pepohonan raksasa, sekilas mengingatkan pada candi-candi di Angkor. Benar-benar menakjubkan.
Tak lama kemudian, kami diundang ke kantor untuk bertemu dengan pemilik sekaligus pengelola galeri seni ini, Pak Arwan. Orangnya ramah dan sederhana. Kami dipersilakan duduk sambil menikmati minuman.
Pak Arwan bercerita sekilas tentang produk yang ada di galeri. Menurutnya, setiap karya memiliki daya tarik tersendiri karena dibuat secara unik dan tidak ada yang benar-benar sama. Di tangan para pengrajin, potongan akar dan batang pohon bisa berubah menjadi karya seni bernilai tinggi --- mulai dari meja dan kursi antik, vas, patung, hingga hiasan ruangan bergaya rustic dan natural.
Bahan baku yang digunakan meliputi kayu jati tua, trembesi, teh, kopi, mahoni, hingga klengkeng --- semuanya dipilih secara selektif untuk menjaga kekuatan serta karakter serat kayunya. Setiap proses, dari pemotongan hingga pemolesan akhir, dilakukan dengan sentuhan tangan dan pengalaman panjang, bukan sekadar mengandalkan mesin.
Pak Arwan juga bercerita tentang naik-turunnya usaha ini. Aset yang dimiliki memang besar --- selain lahan yang luas dan persediaan karya --- namun tidak semuanya likuid. Karena itu, kami ditunjukkan koleksi batu cincin yang dirangkai mirip jam tangan. Batu-batunya tampak mengkilap dan bervariasi dalam warna: hitam kehijauan, abu keperakan, hingga cokelat keunguan. Ada berbagai jenis batu yang saya sendiri tak begitu paham namanya. Bersamaan dengan itu, tampak seorang lelaki membeli beberapa batu tersebut.
Sekilas saya perhatikan, harganya bervariasi tetapi masih di bawah satu juta rupiah. Bisnis seperti ini lebih menjanjikan arus kas untuk membiayai operasional, sementara produk utama rata-rata berharga lebih mahal dan penjualannya cenderung fluktuatif.
Setelah sekitar setengah jam berbincang dengan Pak Arwan, tibalah saatnya kami berpamitan untuk melanjutkan perjalanan.
Terima kasih sudah membaca.