Kami terus berjalan di koridor yang menyerupai jalan setapak museum. Di sebelah kiri, bangunan terbuka berlantai dua berfungsi sebagai tempat penumpukan benda-benda seni setengah jadi maupun yang sudah selesai. Sementara di sebelah kanan terdapat bangunan bergaya joglo dan ruangan terbuka tempat benda-benda seni dari kayu maupun batu diletakkan begitu saja.
Di salah satu sudut kiri, saya melihat ruangan di dalam bangunan beton yang belum selesai --- tanpa plester atau cat. Di bagian depan terlihat akar dan batang kayu besar, kemungkinan jati atau trembesi, bahan utama berbagai karya.
Di tengah ruangan menonjol sebuah pahatan besar berbentuk wajah manusia dengan rambut menjalar seperti akar, karya yang mengesankan simbol kehidupan, kekuatan alam, dan keterhubungan manusia dengan bumi. Sekilas mengingatkan saya pada patung Medusa di Basilica Cistern di Istanbul.
Di sekelilingnya terdapat beberapa meja, kursi, dan pahatan setengah jadi --- memperlihatkan suasana bengkel seni yang hidup, namun sunyi karena tak ada seorang pun di sana.
Kami terus berjalan hingga sampai di tempat penyimpanan fosil kayu raksasa yang terbaring dengan ukuran panjang belasan hingga puluhan meter. Sebuah fosil kayu besar tampak mengeras seperti batu, tetapi masih mempertahankan gurat serat kayunya.
"Itu dari Lampung," kata sang pemandu sambil menepuk lembut permukaannya. "Ditemukan sudah dalam bentuk seperti ini, lalu dibersihkan dan diberi penyangga. Katanya, usianya bisa puluhan ribu tahun."
Saya menatapnya lama. Ada sensasi aneh --- seolah sedang berdiri di antara dua waktu: masa lalu yang membatu dan masa kini yang masih bernafas. Fosil itu bukan lagi sekadar kayu, melainkan kesaksian panjang dari kehidupan yang sudah lewat tapi belum benar-benar pergi. Ternyata di sini bukan hanya satu, tetapi ada beberapa fosil kayu raksasa.
Sambil berjalan, kami mendengar cerita bahwa bisnis ini sudah dimulai sejak akhir abad ke-20 di Pekalongan. Yang membuat kagum, produknya bukan hanya untuk pelanggan domestik, tetapi juga telah diekspor ke berbagai benua.
"Yuk, kita mampir ke salah satu workshop. Di sini disimpan produk pesanan dari Dubai," ujar sang pemandu.