Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Hati-Hati, Ada Jin di antara Kamu dan Pasangan

10 Mei 2025   15:40 Diperbarui: 11 Mei 2025   10:14 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya datang sendirian ke Epicentrum malam itu. Dari luar gedung XXI, suasana sudah terasa beda---lampu-lampu tambahan dipasang, karpet merah digelar, dan beberapa stan kecil berdiri untuk menyambut tamu undangan. Ada yang sibuk foto-foto di photobooth, ada juga yang langsung masuk ke dalam, cari tempat duduk strategis.

Saya memilih mampir sebentar, lihat-lihat keramaian. Suasana gala premier itu campuran antara glamor dan rasa penasaran kolektif---semua menunggu pintu teater dibuka.

Adegan pertama adalah suasana akad nikah Arman dan Salma di masjid yang megah dan indah. Suasana tampak santai namun penuh misteri.   Lalu mulai seru ketika Salam dihantui mimpi mimpi buruk.

Adegan selanjutnya. Kamera menyapu pemandangan rumah yang cukup luas, tapi dari awal sudah terasa dingin. Arman (Omar Daniel) dan Salma (Zulfa Maharani), pasangan muda yang baru menikah dan sedang menanti kelahiran anak pertama, pindah ke rumah mertua dengan harapan Salma Ada teman selama menunggu kelahiran  Tapi seperti semua kisah horor klasik, rumah ini menyimpan rahasia yang perlahan menyeret mereka ke jurang konflik.

Mula-mula ada sosok tetangga yang misterius. lalu  gangguan kecil di rumah: suara-suara, suasana aneh, dan mimpi buruk . Kemudian ekspresi lelah yang mulai muncul di wajah Salma. Tapi cepat atau lambat, kita tahu---mereka tidak sendirian. Ada makhluk bernama Dasim, jin yang dipercaya dalam Islam sebagai perusak rumah tangga manusia. Tapi film ini tidak menampilkannya secara gamblang. Tak ada penampakan mengagetkan. Yang ada justru tekanan pelan: tatapan sinis, dialog yang mulai ketus, dan pertengkaran kecil yang makin membesar.

Saya suka pendekatan ini. Ketimbang banyak horor lain yang mengandalkan jump scare atau wujud setan yang berlebihan, Dasim justru bermain di wilayah psikologis. Rasanya kayak nonton pasangan yang tadinya manis, tiba-tiba berubah dingin. Arman jadi kasar, emosinya tak terkendali. Salma mulai melihat bayangan, mendengar bisikan. Dan semua itu diperlihatkan secara halus tapi menghantui.

Yang menarik, film ini juga dibintangi beberapa aktor pendukung yang bikin suasana makin meyakinkan: Ciccio Manassero jadi sahabat Arman yang skeptis tapi akhirnya terlibat dalam pencarian jawaban. Lalu ada Unique Priscilla dan Yati Surachman yang muncul sebagai tetangga "berpengalaman"---sedikit-sedikit ngerti dunia gaib, dan jadi pendorong cerita untuk mencari tahu apa yang mengganggu rumah itu.

Dari sisi teknis, saya cukup kagum dengan visual dan tata suaranya. Cahaya rumah yang temaram, efek suara bisikan samar, hingga adegan-adegan sunyi yang bikin napas ikut tertahan---semuanya terasa rapi. Beberapa adegan bahkan membuat saya lupa sedang duduk di bioskop---seolah saya ikut berada di rumah itu, jadi tetangga yang diam-diam mengintip dari balik jendela.

Satu hal yang saya catat: ini bukan film horor buat kamu yang cari adegan kaget tiap lima menit. Dasim lebih ke arah slow burn---ketegangannya dibangun pelan tapi pasti, dan dampaknya justru lebih terasa. Rasanya seperti luka yang tidak langsung berdarah, tapi makin lama makin dalam.

Dan mungkin itu juga yang jadi nilai plus sekaligus tantangan. Buat sebagian penonton yang terbiasa dengan horor cepat, mungkin film ini terasa lambat. Tapi buat saya, justru di situlah kekuatannya. Ia membuat kita duduk diam, memperhatikan, dan menyadari bahwa kadang---setan yang paling menakutkan bukan yang muncul tiba-tiba, tapi yang tinggal diam di balik kata-kata kasar, di balik dinginnya sikap, di balik rasa curiga yang tumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun