Di Lisboa, saya belajar bahwa perubahan tidak harus berdarah. Bahwa keberanian bisa tampil dengan bunga, bukan peluru. Dan bahwa napak tilas sejarah bisa terasa lebih lembut daripada yang dibayangkan.
Jejak anyelir itu masih terasa. Bukan hanya di dinding-dinding tua Lisboa, tapi juga di langkah para pejalan yang tak ingin melupakan.
Lisboa bukan kota yang berteriak. Ia berbisik lewat batu, jalan sempit, dan bunga sederhana. Dan jika kita berjalan cukup pelan, kadang kita bisa mendengarnya berkata:
"Jangan lupa. Kami pernah memilih bunga, bukan peluru."
Lisboa, Februari 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI