Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Emas dan Batubara: Warisan Soviet di Tajikistan

15 Februari 2025   22:00 Diperbarui: 15 Februari 2025   22:00 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya kemudian mendekati bangunan pabrik tua dengan cerobong asap bata yang menjulang tinggi itu. Bagian luar bangunan itu penuh karat, jendela-jendela kaca sebagian pecah, tetapi yang paling mencolok adalah sebuah mural besar di dindingnya.

Mural ini menggambarkan seorang pekerja laki-laki dalam pakaian kerja, dengan matahari bersinar di belakangnya. Warnanya sudah mulai memudar, tetapi ekspresi pekerja itu masih terlihat jelas---teguh, penuh keyakinan.

Saya membayangkan bagaimana tempat ini dulu, di masa Soviet:
*Asap mengepul dari cerobong, tanda bahwa mesin-mesin bekerja tanpa henti.
*Para pekerja dengan helm dan pakaian kerja keluar masuk pabrik, penuh semangat untuk membangun masa depan.
*Kawasan  ini hidup dengan suara dentuman logam, suara mesin bor, dan teriakan para pekerja di tambang.
Tapi hari ini? Tempat ini sepi, hanya ada beberapa kendaraan berat yang berkarat di pelataran.
Ketika kembali ke kendaraan, saya bertanya kepada Ibrahim.
"Itu dibuat pada tahun 1980-an," katanya. "Dulu, setiap pekerja yang melihatnya akan merasa bangga. Tapi sekarang, kami hanya berharap ada lebih banyak pekerjaan di sini."
Pernyataan Ibrahim ini cukup relevan mengingat banyaknya anak muda Tajikistan yang merantau ke Rusia untuk mencari pekerjaan pada masa sekarang ini.

Warisan Soviet yang Masih Bertahan
Meskipun era Soviet telah berakhir lebih dari tiga dekade yang lalu, pengaruhnya masih terasa kuat di Zeravshan dan Fon-Yagnob.
*Infrastruktur industri yang dibangun Soviet masih digunakan, meskipun dalam kondisi yang semakin menua.
*Ekonomi lokal masih bergantung pada pertambangan, meskipun produksinya tidak sekuat dulu.
*Mural-mural Soviet tetap dipertahankan, bukan hanya sebagai dekorasi, tetapi sebagai simbol masa lalu yang membentuk kehidupan di sini.

Namun, saya juga melihat konflik antara masa lalu dan masa depan. Ada keinginan untuk bergerak maju, tetapi kenyataan bahwa industri ini tidak berkembang seperti dulu membuat banyak orang meninggalkan tempat ini, mencari pekerjaan di Rusia atau negara lain.
Melanjutkan Perjalanan ke Khujand
Setelah beberapa saat mampir dan menjenguk masa lampau alias zaman Soviet, perjalanan kemudian dilanjutkan kembali.

Di kaca jendela mobil, saya masih bisa melihat cerobong asap pabrik tua yang perlahan mengecil di kejauhan. Saya juga melihat mural-mural yang tetap berdiri kokoh, seolah ingin bercerita kepada siapa pun yang melewatinya:
"Kami pernah menjadi pusat industri besar. Kami pernah menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar."

Dan saya merasa beruntung telah berhenti di sini. Tidak hanya untuk melihat bangunan dan mural, tetapi untuk mendengar kisah tentang kejayaan, kemunduran, dan harapan yang masih tersisa di Zeravshan dan Fon-Yagnob.
Lalu, perlahan, kami  meninggalkan lembah ini, menuju Khujand, kota yang juga memiliki kisahnya sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun