Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Emas dan Batubara: Warisan Soviet di Tajikistan

15 Februari 2025   22:00 Diperbarui: 15 Februari 2025   22:00 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dokpri 
Foto: dokpri 

Ketika konvoi kendaraan melewati jalan yang berdebu, kami melihat sebuah mural mozaik yang merupakan ciri khas peninggalan zaman Soviet.  Rasa penasaran membuat kami minta berhenti sejenak di sini.

Saya mendekat dan memperhatikan gambar dan tulisan dalam aksara Kiril yang ada di mosaik.
" -II" "Poselyok  Zeravshan II"  berarti "Permukiman Zeravshan-II" dalam bahasa Rusia.

Mosaik peninggalan era Soviet, memiliki  desainnya yang khas, lambang dengan bintang merah dan palu-arit, yang merupakan  gaya seni propaganda Soviet. Lokasinya kemungkinan Zeravshan sendiri merupakan nama sungai yang mengalir di kawasan ini.
"Zeravshan-II  merupakan kawasan pertambangan atau pemukiman industri yang dibangun pada zaman Soviet," tambah Ibrahim kemudian. 

 Ternyata kata Zeravshan sendiri  berarti "pemberi emas". Nama ini bukan sekadar metafora, tempat  ini memang menjadi salah satu pusat pertambangan emas terbesar di Tajikistan.

Saya perhatikan sekali lagi mural mosaik khas Soviet ini.  Warna-warna merah, biru, dan putih menghiasi gambar-gambar yang menggambarkan pekerja industri, mesin berat, serta simbol bintang merah Soviet. Mural ini adalah sisa dari era ketika Soviet memandang industri sebagai pilar utama kemajuan dan kemakmuran masyarakat.
Saya berjalan mendekati mural dan memperhatikan lebih detail. Ada elemen-elemen menarik dalam mosaik ini:
*Palu arit dan bendera merah Simbol ideologi komunis yang pernah mendominasi kawasan ini.
*Gelombang biru dan putih Bisa jadi menggambarkan Sungai Zeravshan, sumber kehidupan bagi kota ini.
*Bunga tulip di sudut bawah Mungkin mewakili harapan dan kebanggaan nasional.

Mural ini bukan sekadar dekorasi. Ia adalah propaganda Soviet yang menghidupkan semangat industri, memberi kebanggaan kepada para pekerja, dan mengingatkan bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Pabrik batubara: dokpri
Pabrik batubara: dokpri

Tak ada dalam rencana awal untuk berhenti di sini. Tapi ternyata merupakan suatu tempat yang menarik.
Tidak jauh dari mural pertama ada lagi sebuah , bangunan tua dengan cerobong asap tinggi yang menjulang di tengah latar pegunungan berbatu. Mirip sebuah  pabrik kuno yang misterius.  Yuk kita simak lebih teliti.
Lembah Fon-Yagnob: Sisa-Sisa Tambang Soviet yang Masih Bertahan

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Di bagian depan, di tepi jalan raya ada sebuah prasasti atau informasi besar yang berisi tulisan dalam bahasa Tajik:
*
Kementerian Industri dan Teknologi Baru Republik Tajikistan.
* " "
Perusahaan Negara "Angishti Tojik" (Batu Bara Tajik).
* " -"
Anak perusahaan "Tambang  Fon-Yagnob
Ternyata ini adalah sebuah fasilitas tambang Batu Bara dari era Soviet.
Fon-Yagnob adalah sebuah lembah pegunungan yang menyimpan cadangan batu bara antrasit berkualitas tinggi. Selama era Soviet, wilayah ini berkembang sebagai pusat pertambangan penting untuk memasok bahan bakar ke industri dan transportasi di Asia Tengah.
Prasasti besar ini  lengkap dengan gambar-gambar tambang, ekskavator raksasa, serta terowongan bawah tanah yang dipenuhi batu bara hitam. Di  sudut kiri, ada peta Tajikistan dengan zona merah yang menandai lokasi Fon-Yagnob, memperlihatkan betapa strategisnya tempat ini dalam lanskap industri negara.
Saya bertanya kepada seorang pria tua yang duduk di dekat pos jaga, "Apakah tambang ini masih beroperasi?"
Ia tersenyum kecil sebelum menjawab, "Masih, tapi tidak seperti dulu. Dulu, ada ribuan pekerja, sekarang hanya ratusan. Mesin-mesin tua masih digunakan, tetapi banyak yang sudah tidak berfungsi."
Ah ternyata pertanyaan itu sebenarnya hanyalah khayalan saja karena sebenarnya tidak ada siapa siapa di sekitar.
Lembah ini terasa seperti peninggalan masa lalu---sebuah tempat yang dulu pernah menjadi denyut nadi industri Soviet, tetapi kini perlahan ditinggalkan oleh zaman. Namun, bagi penduduk setempat, tambang ini tetap menjadi bagian dari kehidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun