Mohon tunggu...
HMJ Tadris Matematika UINMLG
HMJ Tadris Matematika UINMLG Mohon Tunggu... Guru - HMJ Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

https://tadrismatematika-uinmalang.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

TM-NEC | Isak Tangis Mencekam

28 Mei 2019   09:44 Diperbarui: 28 Mei 2019   11:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari backgrounddownload.com


Karya : Melati Indah Sari

kulihat gemerlap diangkasa
Gugusan bintang merona
Rangkaian sinar tertuju pada dunia
seketika itu pula
Kurangkai berjuta kata
Ungkapan hati tak dapat tertata

Aku tertunduk malu
Terhenti langkah tersedu
Merintih pilu dalam kalbu
Dibalik terpaan malam kelabu
Bak serabut kapas melayang tanpa tuju

Wahai pejuang pertiwi
Inikah tingkah sejati?
Belagak bak dewa tak berhati?
Amarah menyeruak menghantam asa
Angkuh terbang tak terpendam

Wahai para pemuda Nusantara
Akankah masih sama?
Dulu bertahta akan budaya
Berpuisi diatas logika
Tumpukan hasrat satukan rasa

Akankah masih ada?
Pejuang bumi pertiwi
Yang kokoh dengan janji
Pemegang teguh budaya abadi
Ya. Kemasyhuran sejati

Sayangnya
Kudengar sorak serantak
Rintihan insan bak budak
Menjerit menghujat langit yang pekat
Sirna!
Hilang!
Punah Tak tersisa!

Wahai penerus bangsa
Hancurkan egomu
Dunia tak butuh itu
Ingat!
Bangsamu layu
Kaku tak ber-arus
Hancur lebur tergerus
Sadarkah ragamu?
Tingkah kejimu hanya titik kecil
Dari bintik kusam negeriku

Aku merintih tak kau dengar
menangis tertutup tegar
Taukah kau mengapa?
Aku rindu kilauan Nusantara
Negeri berjuta singgasana
Meski bertahta, tutur kata terjaga
Aku rindu pertiwi sejati
Tanahnya bak wangi surgawi
Meski dihujan badai tanpa henti

Dan aku tak peduli
Meski dunia dengan kilaunya
Mewah pekat merona
Bak berlian ditengah hamparan samudera
Aku tak pernah bangga
Karna aku rindu Nusantaraku yang sederhana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun