Mohon tunggu...
Joseph Nicolas Ope Lasaren
Joseph Nicolas Ope Lasaren Mohon Tunggu... Duta Besar - Siswa

CS 112

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setitik Tangis

23 Maret 2024   09:48 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:50 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika malam menjejak disertai rasa kesepian yang membalut hati, di salah satu rumah pedesaan yang indah dan asri kanan kiri nya hanyalah hutan belantara yang seram. Sebuah teriakan yang diliputi oleh tangisan selalu terdengar setiap malam, dan entah apa penyebab tangisan tersebut. Rumah tersebut cukup luas dan mempunyai bentuk dengan gaya Amerika, disekitaran rumah juga terdapat rumah-rumah warga yang cukup banyak. Udin adalah seorang laki laki yang mempunyai badan tinggi dan umur dia sekarang 43 tahun, dia mempunyai kulit sawo matang dan muka seram serta hidung yang mancung. Dulu Udin adalah seorang pembunuh bayaran namun sekarang sudah menjadi pensiunan karena patah kaki dan patah kaki tersebut juga disebabkan saat dia bekerja menjadi pembunuh serta karena patah kaki itu Udin tidak bisa melanjutkan pekerjaannya. Warga sekitar rumah udin sangatlah curiga pada Udin serta rumahnya yang selalu terdengar tangisan setiap malam.

"Sepertinya ia menyekap seseorang." ujar seorang tukang sayur

"Ya, bisa jadi." ujar ibu-ibu pembeli sayur.

Mereka hanya bisa berkata-kata dan bertanya-tanya karena tidak ada seseorang warga yang berani bertanya pada Udin karena dia adalah pensiunan pembunuh bayaran. Oleh karena itu, hingga berbulan-bulan suara itu masih selalu terdengar setiap malam hari.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Berita tersebut tersebar ke pedesaan rumah Udin. Hingga ada salah satu warga yang memberanikan dirinya mencoba mendekati rumah Udin untuk mencermati suara tangisan yang selalu muncul dari rumah Udin. Saat malam datang pukul 23.00 WIB tangisan itu muncul kembali dengan suara yang selalu sama seperti sebelumnya dan entah sudah keberapa kalinya tangisan ini muncul kembali. Ketika tangisan tersebut muncul warga yang berani ini mulai mendekati dan mencermati seisi rumah nya udin dari sudut-sudut di setiap rumah udin. Warga tersebut mencermati melalui jendela yang ada di rumah udin dan saat warga tersebut mendengar berulang-ulang kali tangisan itu. Warga pemberani mulai menemukan titik terang bahwa tangisan itu diikuti oleh kata-kata minta tolong namun suara yang dikeluarkan untuk mendengar kata minta tolong sangatlah susah karena suara yang terlalu kecil serta didominasi dengan tangisan yang keras sehingga tidak terdengar kata minta tolong nya. Benar suara tangisan itu berasal dari suara seorang perempuan. Karena, penasaran warga pemberani tersebut mulai mencermati kembali hingga berkali kali. Di cermati dari ujung belakang rumah hingga ujung depan rumah namun sayangnya, hasilnya nihil dan tidak menemukan seseorang yang menimbulkan suara tangisan tersebut. Karena berjam-jam warga pemberani ini akhirnya kecewa. Kekecewaan itu disertai terbitnya matahari dari timur yang membuat warga pemberani ini menyerah juga. Warga tersebut sebenarnya ingin melanjutkan namun, ia sangat takut dicurigai oleh warga setempat rumah udin. Warga pemberani mulai menceritakan ke seluruh penjuru desa. Bahwa, tangisan yang ada didalam rumah udin benar-benar tidak dihasilkan oleh seseorang yang disekap udin. Karena berita dari warga pemberani banyak warga yang mulai janggal dan rasa penasaran mereka sangat membara.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setiap diujung malam tangisan tersebut selalu datang seperti tamu yang tak diundang. Hingga suatu saat warga menjadi muak dan memikirkan ide ide yang akan membongkar masalah tangisan ini. Kepala daerah tempat udin kadang juga samar samar mendengarkan tangisan tersebut karena lokasi desa yang kecil sehingga tangisan ini dapat terdengar hingga kepala desa. Kepala desa juga mendengarkan cerita-cerita bahwa tangisan ini cukup meresahkan karena teriakannya cukup mengganggu juga. Akhirnya kepala desa ini memberanikan dirinya untuk bertanya kepada udin tentang tangisan ini. Saat 2 hari setelah warga pemberani mengecek rumah udin kepala desa mulai mendatangi rumah udin. Dan kepala desa membawa 2 bodyguard karena Udin sangatlah sensitif serta seorang pembunuh bayaran jika diganggu dengan hal hal yang penting pasti akan marah. 

"Tok..tok..tok, disini kepala desa.", suara ketukan pintu dari kepala desa 

"Tok..tok..tok, disini kepala desa.", suara ketukan pintu untuk kedua kalinya

"Tok..tok..tok, kepala desa disini !!!" Suara ketukan disertai nada kemarahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun