Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Konsultan Bisnis dan Politik

Menjalankan aktivitas sehari hari dengan berpangku pada Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Bisnis Crypto Sebagai Gerbang Perubahan Pendapatan Masyarakat Global

7 Maret 2024   06:27 Diperbarui: 7 Maret 2024   07:00 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Istock

Lalu apa yang terjadi? Tentunya kita tertinggal dalam tahapan perkembangan hidup, sebagai bukti kecil yang kita harus cermati, misalnya di negara barat telah mengenal sepeda listrik sejak seabad lalu, tapi masyarakat kita hingga sekarang masih asing, apakah hal itu bukan sesuatu realita bahwa kita tinggal dibanding masyarakat di belahan bumi lain. Begitu juga komputerisasi setelah bangsa lain telah melalui tahap lanjutan pengembangannya barulah kita mengenal fisiknya saja.

Kemudian dalam hal pendapatan untuk bertahan hidup masyarakat kita tidak konsentratif, sehingga ketika menjadi orang dewasa dan berkeluarga tidak pernah mempersiapkan hidup dihari tua. Sementara pada masyarakat yang sudah maju sejak kecil mereka sudah dibekali cara hidup hingga masa tuanya, secara bertahap, Kenapa demikian?

Karena para orang tuanya sudah belajar dan berpengetahuan dalam hidup dengan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. Juga mereka terkonsentrasi dengan ilmu pengetahuan. Sehingga segala penemuan dalam teknologi adalah melalui pemikiran, inspirasi, discovery dan inovasi mereka, pemimpin mereka hadir dalam mengarahkan kehidupan sosialnya melalui berbagai kebijakan yang membuka pintu kreatifitas dan produktifitas rakyatnya.

Karena itulah pemimpin dibutuhkan seseorang yang kualitas kecerdasannya terjamin dan tidak akan menghambat pengembangan hidup masyarakat menuju kemajuan.

Sementara lihatlah dalam masyarakat kita, hanya bermodal sebatas orang bicara tahayul mengumpulkan orang lantas dianggap pemimpin, padahal tidak ada kemampuan melahirkan solusi kreatif dalam kebijakan namun batasannya hanya dengan alasan klasik gotong royong dan meuripe-ripe dari situ-situ juga, sementara kondisi masyarakat melarat tapi kebersamaan terpaksa dilakukan yang nantinya prilaku ini berdampak negatif terhadap hal lain yang ditutup dengan dalih awal tersebut.

Karena itu masyarakat kita adalah masyarakat hemat dalam berpikir tidak ingin rumit, tidak pernah kita ketahui ada sebuah konsep hidup maka tidak ada skenario besar dalam pencapaian hidup dengan program kemajuan yang sistemik. Karena itulah maka kita tergolong sebagai pemegang status quo sosial yang nyaman dengan kemapanan dan resiko utamanya sudah pasti terjajah oleh masa.

Nah, kalau menghadapi kebutuhan uang maka tinggal memberi beban kepada orang berada dan kepada pejabat pemerintah, karena itulah pengusaha gulung tikar, pejabat melakukan korupsi untuk menjaga dirinya establish. Kalau dipikir-pikir kemampuan tokoh politik kita dan pemimpin hanya mengandalkan arogansi kekuasaan yang menekan mentalitas (mentality pressure) terhadap pengikut dan rakyatnya, sebagaimana sistem raja berkuasa jaman batu yang hanya mengandalkan pajak dan kewibawaan dan ancaman perang yang akhirnya secara substansi adalah termasuk dalam mentalitas merampas.

Langka kita temukan solusi para pemimpin berpikir tentang solusi nyata dalam menangani masalah, dan mereka terjebak dalam batasan manejemen organisasi yang sempit tanpa melihat sumber yang menginspirasi kehidupan organisasi mereka bahkan hanya berkonsentrasi pada kulit keorganisasian bukan pada isi dan ruh organisasinya sehingga banyak organisasi masyarakat yang dibungkus menjadi nasi bungkus oleh bangsa lain yang lebih cerdas.

Itulah kenapa suatu bangsa mudah ditaklukkan masyarakatnya, semua itu karena faktor lemahnya mentalitas kepemimpinan pada diri kita yang jauh dari ajaran Islam sekalipun yang mengajarkan bahwa setiap kamu adalah pemimpin.

Nah, kalau begini cara pikir kita untuk solusi yang sebenarnya maka tidak mungkin ada pemimpin masyarakat yang tidak perlu kemampuan daya pikir (bodoh) yang di dapuk untuk sekedar simbol pemimpin untuk menakut-nakuti masyarakat lain.

Kerena hal itu adalah skema pembodohan sosial yang masif pada suatu masyarakat daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun