Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Konsultan Bisnis dan Politik

Menjalankan aktivitas sehari hari dengan berpangku pada Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Bisnis Crypto Sebagai Gerbang Perubahan Pendapatan Masyarakat Global

7 Maret 2024   06:27 Diperbarui: 7 Maret 2024   07:00 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Istock

Oleh : godfathers

Tulisan ini saya harapkan kepada semua yang membaca untuk tidak perlu memandang bahwa bisnis crypto sebagai substansi yang ingin diterangkan secara mendetil.

Namun membaca judul dengan kata bisnis crypto sebagai sebuah indikator gerbang berdimensi terlalu luas dalam semangat dan kreatifitas  perubahan hidup ke tahap kemajuan masyarakat dunia dan disana terdapat dinamika yang memperluas dan menginspirasi sumber pendapatan masyarakat dunia dalam berbagai sisi hidupnya yang kompleks.

Sementara kita masih menganggap dinding pemisah yang begitu tebal dengan kemajuan yang mereka kembangkan. Mereka dengan tidur memperoleh pendapatan sementara kita masih dalam pikiran semangat keringat baru dianggap bekerja, dan bahkan tidak sedikit dari tokoh masyarakat kita beranggapan bahwa suatu pekerjaan hanya dihitung dari tenaga dan keringat kalau mendapatkan pendapatan dengan santai justru ada yang mengharamkannya dengan ilmu agama yang ortodok.

Pertanyaannya ilmu itu untuk apa? Pikirkan saja sendiri definisinya tidak perlu referensi dan literatur dari barat dengan bahasa inggris sebagai pertanda ukuran nilai intelektualitas diri kita.


Jika kita pantau pengembangan ekonomi masyarakat di daerah kita memang masih sangat berpangku pada aktivitas usaha bisnis tradisional yang hanya sedikit saja terjadi peningkatan kreatifitas ditengah masyarakat kita di daerah.

Tidak perlu terlalu susah payah mencari siapa yang menjadikan masyarakat Aceh untuk tetap saja selalu sebagai pemegang status quo sosial dan merasa mapan dalam sistem kehidupannya.

Karena para pemimpin Aceh juga hidup dalam ekonomi dan politik yang tradisional, seperti sekeder memperluas tanah, membesarkan harta benda, meninggikan status keluarga, anak dan istri dengan cara-cara tradisional sebagaimana penguasa jaman batu.

Mereka tidak berbuat dalam ekonomi dan politik untuk membawa perubahan atau cara-cara hidup dan pilihan kreatifas yang produktif sebagaimana dunia berkembang yang memudahkan masyarakat dalam pendapatan untuk tahap kesejahteraan sosial sebagaimana cita-cita berbangsa dan bernegara. Tetapi mereka lalai dalam meningkatkan status sosial agar hidupnya lebih tinggi derajatnya dari rakyat biasa.

Sesungguhnya pemimpin rakyat yang sejati adalah seseorang yang selalu berpikir membawa perubahan dan cara hidup rakyat yang lebih mudah (sistem hidup) terutama mengawal mereka tidak ada yang hidup menderita dengan kebijakannya. Maka mereka adalah keliru kalau berpikir dan berprilaku meninggikan derajat sebagai simbol dirinya sebagai pemimpin.

Tidak ada dalam sistem kepemimpinan demokrasi model kepemimpinan yang seperti itu, dan sulit kita temukan dalam sejarah kenabian walau mereka ada mukjizad yang diandalkan tetapi bukan untuk meninggikan derajat sosialnya. Karena pada seorang pemimpin hal semacam itu sudah jauh terlampaui dalam jiwanya, jika tidak bersikap demikian tentu dia belum melewati pintu masuk sebagai pemimpin.

Mari kita masuk dalam bahasan ekonomi yang kita kaitkan dengan bisnis crypto sebagai tanda dunia telah diubah dalam sistem ekonominya dengan ruh kepercayaan (trust) sosial sebagai semangat demokrasi anti kekuasaan klasik dalam menentukan nilai uang di dunia ini.

Apakah ini kita pahami secara substantif terhadap perubahan yang penuh dengan isi bukan perubahan simbolik yang berbasis omong kosong (talk nonsense).

Jika kita evaluasi sumber uang masyarakat kita hanya berasal dari beberapa sumber yang klasik seperti distribusi barang, distribusi dan pelayanan jasa, dan keagenan dan sub agen sampai ke pelosok desa. Tidak ada pendapatan yang bersumber dari suatu pendapatan yang aman dan tidak terputus dengan uang. Salah satu yang bisa hanya uang negara, itupun bagi mereka yang tidak memiliki idealisme dalam bernegara, yang tidak paham kondisi negaranya akan rusak maka mereka melakukan korupsi yang berdampak menyengsarakan rakyat.

Sementara aktivitas produksi langsung oleh masyarakat daerah sangat terbatas, karena keterbatasan kualitas sumber daya masyarakat daerah dalam berbagai sisi umtuk merekayasa lahirnya industri besar.

Kenapa? Penyebabnya adalah :

Pertama, kesenjangan dalam penguasaan teknologi industri pada masyarakat di kota besar jauh lebih tinggi deripada masyarakat di daerah.

Kalau kita pikir kenapa ekonomi masyarakat daerah seringkali mengalami stagnasi bahkan berjalan ditempat, padahal bahan baku cukup tersedia di wilayah daerah daripada di wilayah Kota besar.

Jawabannya tidak lain adalah kapasitas dan kualitas intelektual para pengusaha yang justru lemah karena pemimpin daerah tidak pernah mampu menjadi motivasi masyarakat dalam mengangkat pendapatannya. Tentu mereka lebih banyak menjaga image kebersihan diri dan image sebagai berstatus tinggi dimata rakyatnya dengan menjaga jalur menuju arah ke tangga tuhan. Kalau boleh kita sebutkan jiwa pemimpin daerah masih di selimuti mentalitas feodalisme yang jauh dari kepemimpinan yang demokratis sebagaimana tujuan konstitusi kepemimpinan negara ini.

Kedua, faktor permodalan yang terbatas, misalnya bank di daerah juga cenderung memberikan kemudahan permodalan kepada masyarakat kota besar yang justru memberi keseimbangan dalam posisi bank sebagai bisnis berbasis non resiko (safety player) yang kecil resisten resikonya, karena jika di konsentrasikan kepada masyarakat daerah tentu akan terbatas pula prospektifnya terutama berdampak pada lemahnya pasar dan daya beli di wilayah pedesaan.

Akibat lemahnya faktor daya ungkit dan daya dukung tersebut maka usaha bisnis yang bisa dikembangkan hanya menonton pada distribusi barang kebutuhan dan penyiapan stock bahan baku serta kerajinan didaerah.

Namun usaha bisnis tersebut adalah usaha yang lebih maju selangkah daripada bisnis tradisional bahkan di negara-negara yang sudah maju mereka tidak lagi menggunakan uang fiat atau uang tradisional seperti Rupiah, Dollar, Yen dan lain-lain.

Pada jaman perkembangan ilmu pengetahuan dan bisnis modern dengan teknology terkini, sebenarnya telah mampu melakukan peegeseran bisnis yang tidak dibatasi oleh lokasi dan kedudukan kecuali wilayah terisolasi yang tidak berakses internet sama sekali.

Namun masyarakat sudah beralih ke uang krypto atau uang modern yang berlaku global tanpa batasan oleh kekuasaan negara.

Lalu apa yang kita lihat pada respon masyarakat kita yang masih belum memahami perkembangan jaman teknology tersebut?

Pertama, Sikap apatis, dimana masyarakat cenderung tidak mau tahu soal perkembangan teknologi dan finansial dimaksud.

Kedua, beranggapan atau mempersepsikan negatif begitu mendengar orang menyebut uang krypto atau bahkan masyarakat hanya mendengar bitcoin yang berupa koin dari emas atau berlian yang berharga karena dibuat dari bahan yang berharga.

Padahal harga dan uang tersebut sesungguhnya berbasis trust (kepercayaan) sehingga ia menjadi kuat dan diyakini menjadi alat tukar yang sangat bernilai.

Sebenarnya hal ini berlaku juga terhadap barang perhiasan seperti emas, perak dan sebagainya. Kalau ada kesepakatan pada manusia barang berharga seperti emas dapat saja diubah, misalnya harganya harus lebih rendah dari besi baja. Karena besi baja lebih kuat dan anti peluru serta berbagai alasan lain yang dapat menjadi kesepakatan semua pihak sampai membangun trust global terhadap itu.

Ketiga, masyarakat kita selalu mempersepsikan hal yang baru sebagai budaya milik orang belahan dunia lain, misalnya milik bangsa kulit putih atau eropa atau milik China. Sehingga barang baru menimbulkan keengganan disentuh oleh masyarakat kita, apalagi tokoh-tokoh masyarakat mempersepsikan yang sama, maka sempurnalah rakyat menjauhinya.

Padalah, kalau saja mau diterima dan dipahami secara baik dengan pemikiran yang rasional, maka semua pengetahuan tersebut dengan mudah dapat diyakini serta semua orang akan mengalami perubahan dalam hidupnya terutama bisa menyesuaikan cara hidup sesuai perkembangan jaman.

Justru kerana itu maka kita adalah orang yang selalu bertahan dengan status quo sosial sehingga kita enggan menerima perubahan dan cenderung bertahan karena kemapanan yang kita tanpa sadar hal itu adalah sementara waktu.

Lalu apa yang terjadi? Tentunya kita tertinggal dalam tahapan perkembangan hidup, sebagai bukti kecil yang kita harus cermati, misalnya di negara barat telah mengenal sepeda listrik sejak seabad lalu, tapi masyarakat kita hingga sekarang masih asing, apakah hal itu bukan sesuatu realita bahwa kita tinggal dibanding masyarakat di belahan bumi lain. Begitu juga komputerisasi setelah bangsa lain telah melalui tahap lanjutan pengembangannya barulah kita mengenal fisiknya saja.

Kemudian dalam hal pendapatan untuk bertahan hidup masyarakat kita tidak konsentratif, sehingga ketika menjadi orang dewasa dan berkeluarga tidak pernah mempersiapkan hidup dihari tua. Sementara pada masyarakat yang sudah maju sejak kecil mereka sudah dibekali cara hidup hingga masa tuanya, secara bertahap, Kenapa demikian?

Karena para orang tuanya sudah belajar dan berpengetahuan dalam hidup dengan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. Juga mereka terkonsentrasi dengan ilmu pengetahuan. Sehingga segala penemuan dalam teknologi adalah melalui pemikiran, inspirasi, discovery dan inovasi mereka, pemimpin mereka hadir dalam mengarahkan kehidupan sosialnya melalui berbagai kebijakan yang membuka pintu kreatifitas dan produktifitas rakyatnya.

Karena itulah pemimpin dibutuhkan seseorang yang kualitas kecerdasannya terjamin dan tidak akan menghambat pengembangan hidup masyarakat menuju kemajuan.

Sementara lihatlah dalam masyarakat kita, hanya bermodal sebatas orang bicara tahayul mengumpulkan orang lantas dianggap pemimpin, padahal tidak ada kemampuan melahirkan solusi kreatif dalam kebijakan namun batasannya hanya dengan alasan klasik gotong royong dan meuripe-ripe dari situ-situ juga, sementara kondisi masyarakat melarat tapi kebersamaan terpaksa dilakukan yang nantinya prilaku ini berdampak negatif terhadap hal lain yang ditutup dengan dalih awal tersebut.

Karena itu masyarakat kita adalah masyarakat hemat dalam berpikir tidak ingin rumit, tidak pernah kita ketahui ada sebuah konsep hidup maka tidak ada skenario besar dalam pencapaian hidup dengan program kemajuan yang sistemik. Karena itulah maka kita tergolong sebagai pemegang status quo sosial yang nyaman dengan kemapanan dan resiko utamanya sudah pasti terjajah oleh masa.

Nah, kalau menghadapi kebutuhan uang maka tinggal memberi beban kepada orang berada dan kepada pejabat pemerintah, karena itulah pengusaha gulung tikar, pejabat melakukan korupsi untuk menjaga dirinya establish. Kalau dipikir-pikir kemampuan tokoh politik kita dan pemimpin hanya mengandalkan arogansi kekuasaan yang menekan mentalitas (mentality pressure) terhadap pengikut dan rakyatnya, sebagaimana sistem raja berkuasa jaman batu yang hanya mengandalkan pajak dan kewibawaan dan ancaman perang yang akhirnya secara substansi adalah termasuk dalam mentalitas merampas.

Langka kita temukan solusi para pemimpin berpikir tentang solusi nyata dalam menangani masalah, dan mereka terjebak dalam batasan manejemen organisasi yang sempit tanpa melihat sumber yang menginspirasi kehidupan organisasi mereka bahkan hanya berkonsentrasi pada kulit keorganisasian bukan pada isi dan ruh organisasinya sehingga banyak organisasi masyarakat yang dibungkus menjadi nasi bungkus oleh bangsa lain yang lebih cerdas.

Itulah kenapa suatu bangsa mudah ditaklukkan masyarakatnya, semua itu karena faktor lemahnya mentalitas kepemimpinan pada diri kita yang jauh dari ajaran Islam sekalipun yang mengajarkan bahwa setiap kamu adalah pemimpin.

Nah, kalau begini cara pikir kita untuk solusi yang sebenarnya maka tidak mungkin ada pemimpin masyarakat yang tidak perlu kemampuan daya pikir (bodoh) yang di dapuk untuk sekedar simbol pemimpin untuk menakut-nakuti masyarakat lain.

Kerena hal itu adalah skema pembodohan sosial yang masif pada suatu masyarakat daerah.

Mungkin kita akan bertanya kenapa hadir uang krypto dalam berbagai jenis, ada Bitcoin, Enhereum, Tron, USDT, dan ratusan mata uang crypto yang muncul dari inspirasi trust sosial dan sangat berkait erat dengan sikap masyarakat dalam mencapai kedaulatan ekonominya.

Bayangkanlah dalam setiap koin Crypto tersebut berapa jumlah warga dunia yang terlibat dalam menghasilkan pendapatannya dan mereka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan basis bisnis investasi, currency dan trading.

Apakah pemimpin daerah kita punya visi dan misi untuk mengembangkan generasi kita sampai ke wacana itu?

Kalau beranggapan itu tidak mungkin maka anggaplah diri kita sebagai budak masa depan yang hanya mengandalkan tenaga, otot dan keringat agar menghasilkan pendapatan yang tidak haram.

Lantas menganggap bahwa keberadaan kita hari ini sebagai takdir tuhan, ya beginilah!!!

Wallahualam bissawab...

Penulis adalah ketua presidium Liga Rakyat Bangkit (LRB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun