Mohon tunggu...
Tania A P
Tania A P Mohon Tunggu... Freelancer - ..

Selamat Membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Detik-detik yang Tersisa

9 Mei 2024   09:45 Diperbarui: 9 Mei 2024   09:53 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by dall*e

Di ruang hening, waktu berhenti berdetak,

Bidan berdiri, tangannya gemetar, tak berdaya.

Dalam pelukannya, secercah harapan yang lemah,

Bayi kecil, begitu rapuh, dalam diamnya terpejam.

Lantunan doa terucap dalam bisikan lirih,

Mencari jawaban, mengapa takdir begitu kejam.

Bidan itu menatap, air mata mengalir deras,

Seorang pembawa kehidupan, kini berduka dalam diam.

"Maafkan aku," bisiknya pada angin malam,

"Telah kugenggam duniamu, namun tak bisa kuberi nafas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun