Di ruang hening, waktu berhenti berdetak,
Bidan berdiri, tangannya gemetar, tak berdaya.
Dalam pelukannya, secercah harapan yang lemah,
Bayi kecil, begitu rapuh, dalam diamnya terpejam.
Lantunan doa terucap dalam bisikan lirih,
Mencari jawaban, mengapa takdir begitu kejam.
Bidan itu menatap, air mata mengalir deras,
Seorang pembawa kehidupan, kini berduka dalam diam.
"Maafkan aku," bisiknya pada angin malam,
"Telah kugenggam duniamu, namun tak bisa kuberi nafas."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!