Di atas panggung sejarah, Kartini berdiri teguh,
Lentera di tangan, menerangi gelapnya kurungan.
Bukan sekadar pupur, dapur, ranjang yang menahan,
Tapi aksara yang membebaskan, jiwanya yang merdeka.
Kartini, oh Kartini, sang perintis asa,
Dengan tinta emas, kau ukir pesan masa.
Pendidikan bagai senjata, kau angkat tinggi,
Membuka dunia, bagi perempuan yang ingin terbang bebas.
Kini, di era revolusi, kita melanjutkan narasi,
Perempuan-perempuan tangguh, mengukir cerita sendiri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!