Perlahan Tito mengalihkan pandang ke lemari buku di sudut kamar. Jejeran buku-buku dongeng dan sastra yang ia beli dan begitu gemar dibacanya sejak SD terkumpul di sana.
   Kini semua tersingkap. Pertanyaannya mengapa ia bisa membuat cerpen yang bagus dan diterbitkan di majalah. Ini berkat Pak Tudu, batinya.Â
                     ***
   "Mas.. mas Tito," panggil si pembawa acara.
   Tito terhenyak. "Ya?!" katanya lalu mengedarkan pandangan. Tito kembali tersadar bahwa saat ini ia tengah berada di satu acara talkshow.
   "Sekarang giliran mas Tito yang menjawab," ujar  pembawa acara itu ramah.Â
   "Siapa orang yang paling berjasa dalam hidup mas Tito sampai bisa jadi penulis yang sukses seperti sekarang?"
   Sebentar Tito memperbaiki posisi duduknya. Lantas menjawab pertanyaan itu.
   "Pak Tudu. Beliau guru Bahasa Indonesia saya waktu SMA. Nama lengkapnya, Patudu Dalan. Beliau lah orang yang paling berjasa bagi saya. Sesuai dengan arti namanya," terang Tito.
   "Memang apa arti dari nama beliau?"
   "Petunjuk Jalan," jawab Tito, tersenyum puas. (*)