Panggih, tradisi Jawa yang menyatukan cinta, keluarga, dan makna hidup.
Sungkem adalah pelukan jiwa yang sarat makna, simbol bakti, syukur, dan harmoni yang harus dijaga di era digital
Lebaran adalah saat untuk kembali merajut hubungan baik. Temukan makna sesungguhnya dari tradisi sungkeman yang mempererat kekeluargaan.
Di kampung, Lebaran adalah momen maksimal, bukan dalam arti kemewahan, tetapi dalam semangat, usaha, dan kebersamaan.
Tradisi Sungkeman: Kearifan Leluhur yang Tetap Bersemi dalam Budaya Jawa
Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan tradisi spesial dalam merayakan hari raya Idulfitri, salah satunya tradisi sungkeman.
Kegiatan sungkeman dan silaturahmi menjadi bagian dalam memperkokoh hubungan keluarga dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat
Di Lebaran ini, aku merasakan sungkeman dalam pusaran kenangan yang mengalir seperti sungai kasih sayang orang tua. Sebuah perjalanan yang penuh makna
Sungkeman lebaran, tradisi asal Jawa yang memiliki makna mendalam
manfaat sungkem secara psikologis dan mental. Cinta kasih, hormat, syukur, rendah hati dan percaya diri
Tradhisi sungkeman isih tetep dilestarekake dening masyarakat Jawa mligine nalika ngrayakake Idul Fitri utawa Idul Fitri
Sungkeman merupakan tradisi Jawa yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan rasa hormat kepada orang yang lebih tua
Ada yang tak biasa pada acara purna wiyata kelas IX SMPN 2 Wonorejo tahun ini. Acara sungkeman kepada orang tua membuat suasana mengharu biru.
Tradisi ujung-ujung mulai pudar tergerus arus modernitas, keterbatasan waktu mudik dan gelombang egaliterianisme yang mulai berkembang pada kaum muda
Syawalan kumpul keluarga besar, sungkeman dan berbagi ampow. Semua bahagia dalam ikatan silaturahim.
Rutan Salatiga Gelar Program Sungkeman, Diwarnai Tangis Haru Warga Binaan
Dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Sungkeman menjadi ritual yang tidak bisa diabaikan.
Ketika keluarga besar saling bertemu akan banyak budaya yang dibawa oleh masing-masing keluarga ke dalam acara kumpul bersama tersebut.
Sungkeman dan Halal bi halal, tradisi saling memafkan dalam keluarga dan masyarakat tidak tergerus oleh zaman. Tetap melekat menjadi tradisi Indonesia
Istilah "lebaran" dan sungkeman sebetulnya tidak ada dalam khazanah bahasa Minang. Tapi, sekarang tentunya semua orang Minang tau lebaran.