Di puncak Merapi, Raga menghadapi Sang Bayangan Laut. Keris emas di tangannya menentukan apakah cahaya bertahan atau gelap berkuasa.
Paparikan, atau puisi tradisional Sunda, tidak hanya sekadar rangkaian kata berirama. Ia adalah gambaran kearifan lokal disampaikan lewat metafora.
Kuda Gipang Tapin jadi media pembelajaran P5, tanamkan nilai Pancasila lewat seni budaya lokal yang dekat dengan generasi muda.
Mereka sudah tiada, tapi cinta tetap tinggal. Puja dana bukan ritual kosong—itu pelukan hati untuk mereka yang dulu memeluk kita tanpa syarat.
Menelusuri kembali jejak pemikiran kritis, bukan di forum ilmiah atau ruang kelas, melainkan jauh di dalam Benak Leluhur kita.
Cheng Beng, sebuah tradisi Tionghoa yang menjadi budaya setiap tahun untuk memperingati leluhur.
Dibalik garis -garis di tubuh mereka, tersimpan cerita tentang keberanian, cinta tanah leluhur, dan semangat menjaga harmoni dengan alam.
Rias wajah, ubah takdir, pulanglah Nyai Iyok—dari kampung berselimut kabut, ia bangkit sebagai legenda yang menjaga batas antara dunia dan kuasa.
Jangan menganggap remeh apa yang telah leluhur kita tinggalkan dan ajarkan. Buah pikir masa lalu, bukan tidak mungkin terulang di masa sekarang.
Kita semua akrab dengan sumber pangan utama seperti padi atau beras, jagung, singkong, dan beragam jenis ubi-ubian. Makanan-makanan ini menjadi bagian
Kisah misteri kerasukan roh, di satu sisi roh itu membantu, di sisi lain roh itu minta perhatian khusus.
Puisi ini bukan sekadar bacaan. Ia adalah panggilan dari tanah leluhur.
Kearifan Leluhur dalam Zaman Modern: Menjalani Hidup dengan BijakOleh: Eko Windarto Pitutur leluhur mengandung hikmah dan petuah yang masih relev
Pola makan leluhur bukanlah resep sakral yang harus ditiru secara utuh, melainkan jejak berharga untuk menyusun ulang kebiasaan makan kita hari ini.
Membongkar gaya hidup leluhur bukan sekadar romantisme masa lalu, melainkan refleksi dari hidup yang selaras dengan ritme bologis manusia.
Dalam tradisi kuliner leluhur, setiap proses makan adalah ritual penuh makna yang melibatkan kesadaran, rasa hormat, dan cinta.
Lestarikan budaya kita supaya tidak hilang ditelan perkembangan zaman ini
Festival Qingming: Tradisi Tionghoa yang Tetap Hidup di Era Digital! Sejarah ziarah dan penghormatan leluhur dengan sentuhan modern!
Setiap Ramadan, Masjid Sabilurrosyad Kauman Wijirejo melestarikan tradisi Panembahan Bodho dengan buka bersama bubur krecek.