Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Jejak Leluhur Nusantara, Warisan Arkeologi Indonesia yang Harus Dijaga

18 Oktober 2025   19:43 Diperbarui: 18 Oktober 2025   19:43 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Borobudur, warisan candi Budhha terbesar di dunia yang patut dilestarikan (dok foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Setiap tanggal 18 Oktober, dunia memperingati Hari Arkeologi Internasional, momen penting untuk menelusuri kembali jejak masa lalu dan menghargai peradaban yang telah membentuk kehidupan modern. 

Indonesia, sebagai negeri kepulauan dengan ribuan situs bersejarah, menyimpan harta karun arkeologis yang tak ternilai. 

Dari zaman prasejarah hingga kerajaan nusantara, setiap peninggalan leluhur mengandung nilai budaya, ilmu pengetahuan, dan jati diri bangsa yang wajib dijaga dan dilestarikan.

Beberapa warisan Indonesia untuk dunia

Salah satu warisan terbesar bangsa Indonesia adalah situs arkeologi Sangiran di Jawa Tengah, yang diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia. 

Situs ini menjadi saksi perjalanan panjang evolusi manusia, tempat ditemukannya fosil Homo erectus yang berusia lebih dari satu juta tahun. 

Sangiran bukan sekadar tumpukan tanah dan batu, melainkan laboratorium alami yang membuktikan bahwa peradaban manusia Nusantara telah eksis sejak awal sejarah umat manusia.

Selain Sangiran, Candi Borobudur di Magelang menjadi simbol kemegahan spiritual dan kecerdasan arsitektur leluhur. 

Reliefnya menggambarkan filosofi kehidupan, ajaran moral, dan kebijaksanaan Buddhisme. 

Borobudur adalah bukti bahwa masyarakat Indonesia kuno memiliki kemampuan seni, teknologi, dan pengetahuan astronomi yang tinggi. 

Kini, keberadaan Borobudur tidak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga pusat pelestarian budaya dan spiritual yang menarik perhatian dunia.

Tak kalah megah, Candi Prambanan di Yogyakarta dan Candi Penataran di Blitar memperlihatkan kemajuan arsitektur Hindu di masa kerajaan Mataram Kuno dan Kediri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun